Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) mengakui warga terluar Pulau Batang Dua mengeluhkan minimnya penanganan COVID-19 terutama varian baru.

Sekretaris Satgas COVID-19 Kota Ternate, M. Arif Gani di Ternate, Rabu, mengatakan, Satgas COVID-19 akan segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes)  Kota Ternate dan Puskesmas Mayau terkait keluhan warga Pulau Batang Dua akan adanya varian baru COVID-19.

"Dengan adanya kasus di kelurahan Mayau ini, pastinya Satgas akan segera melakukan koordinasi dengan Dinkes, serta memanggil Kepala Puskesmas Mayau terkait informasi yang diperoleh atas keluhan warga," ujarnya. 

Arif mengakui, sejauh ini berdasarkan laporan yang diterima, untuk kecamatan Moti, Batang Dua dan Hiri sejak Desember 2020  tidak ada kasus COVID -19.

Soal kurangnya Alat Pelindung Diri (APD) di daerah tersebut, dia menjelaskan, sudah mendistribusikan APD keseluruh wilayah dan digunakan pada saat terjadi kasus.

"Kami telah distribusi APD sejak 2020 ke semua wilayah di 78 kelurahan yang ada di Kota Ternate, Puskesmas juga kita membagikan obat-obatan dan vitamin," katanya.

Menurutnya, untuk APD digunakan selagi terjadi kasus, dan jika sudah terpakai , maka langsung dibakar, kecuali seperti sepatu lars dan lainnya yang nanti semprot disenfektan.

Sedangkan, Kepala Dinkes Kota Ternate, Nurbaity Radjabessy ketika dikonfirmasi mengaku sudah mendapatkan bantuan APD dari Wahana Visi Indonesia (WVI) dan Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK).

"Kita dapat bantuan dari WVI dan IFK, dan sudah siap untuk berangkat," ujarnya.

Ia mengemukakan, telah mendapatkan bantuan alat tes usap antigen dari RSUD Chasan Boesoerie sebanyak 50 buah dan ini tergantung transportasi. Kalau sebentar jadi ke lokasi, maka APD dibawa ke pulau Batang Dua.

Salah seorang warga Batang Dua, Meiswiken mengakui, pihaknya membutuhkan  penanganan COVID-19, karena sudah hampir sepekan warga setempat meninggal dengan gejala yang sama.

Tidak hanya itu, terkait kelengkapan APD, ternyata di Puskesmas Batang Dua juga sangat minim. Bahkan APD yang digunakan masih dari penanganan  COVID-19 sejak 2020. 

Menurut Meiswiken , harus ada kepedulian dari Pemerintah Kota Ternate untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Puskesmas biar bisa mengetahui apa-apa saja  yang dibutuhkan, terutama untuk tindakan pertolongan pertama untuk masyarakat di sana.

"Kasihan baru satu minggu, tiga orang sudah meninggal. Memang dalam kondisi pandemi COVID -19 varian terbaru, semua masyarakat harus memperketat protokol kesehatan. Apalagi, Mayau  dan  Tifure kan jauh dari pusat kota Ternate . Karena itu, tingkat kewaspadaan harus menjadi hal utama karena COVID- 19  varian terbaru ini  berbahaya dan tingkat penularannya sangat cepat," tandasnya.
 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021