Peningkatan kasus penularan COVID-19 di provinsi Maluku membuat wilayah ini  masih tetap berada di zona merah (zona risiko tinggi) dengan total 12.931 kasus terkonfirmasi positif hingga 23 Juli 2021.

"Secara umum 11 kabupaten/kota di Maluku sudah keluar dari zona merah. Namun, Maluku masih berada di zona merah dengan skoring 1,74," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Provinsi Maluku Adonia Rerung, di Ambon, Sabtu.

Dia menjelaskan, Kota Ambon dan Kabupaten Kepulauan Buru yang sejak beberapa pekan lalu  bertahan di zona merah (zona risiko tinggi), telah naik ke zona oranye (risiko sedang), seiring bertambahnya kasus kesembuhan dan melandainya kasus positif baru.

Tercatat tujuh daerah berstatus zona oranye yakni Kabupaten Maluku Tengah (2,15), Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Seram Bagain Barat (SBB), Kepulauan Aru, Maluku Barat Daya (MBD), Kota Ambon dan Kota Tual.

Sedangkan empat kabupaten berada di zona kuning (risiko rendah) yakni Maluku Tenggara , Pulau Buru (2,53), Seram Bagian Timur (SBT) dan Buru Selatan.

Menurut Adonia, provinsi Maluku bisa keluar dari zona merah jika masyarakat taat menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Hanya dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat, maka mata rantai penularan virus corona dapat diminimalisasi dan diatasi," katanya.

Ditanya tentang aksi demonstrasi yang dilakukan komponen mahasiswa menolak perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 25 Juli 2021, di Kota Ambon dan Kepulauan Aru, Adonya menyesalinya karena dampaknya kasus positif COVID-19 di Maluku akan meningkat.

"Sebaiknya mahasiswa turun lapangan untuk mengingatkan masyarakat memperketat penerapan protokol kesehatan, sebagai salah satu cara mengatasi penularan virus corona," tandasnya.
 

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021