Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku mencatat inflasi Provinsi Maluku pada Juli 2021 sebesar 0,13 persen (month to month/mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi Juni 2021 yang 0,83 persen (mtm).

"Inflasi pada Juli 2021 utamanya disebabkan oleh kelompok transportasi, informasi, komunikasi, jasa keuangan, kelompok pakaian dan alas kaki," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Maluku,  Noviarsano Manullang di Ambon, Senin.

Ia mengatakan secara tahunan dan tahun berjalan, inflasi Provinsi Maluku masing-masing tercatat sebesar 1,31 persen (year on year/yoy) dan 1,87 persen (year to date/ytd).

Capaian inflasi Provinsi Maluku terpantau lebih tinggi dari inflasi nasional yang sebesar 0,08 persen (mtm). Kendati demikian, realisasi inflasi Maluku sampai dengan Juli 2021 lebih rendah dari target pencapaian inflasi 2021 yang ditetapkan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku sebesar 3,0 persen atau sama dengan satu persen (yoy).

Inflasi pada kelompok transportasi sebesar 0,08 persen (mtm), terutama disebabkan oleh kenaikan harga angkutan udara dengan inflasi komoditi sebesar 2,32 persen (mtm). Kenaikan harga angkutan udara disebabkan oleh tingginya permintaan penerbangan dengan rute Ambon-Jakarta dan Ambon-Makassar.

Fenomena tersebut disinyalir merupakan dampak dari efisiensi operasional maskapai merespon penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro di sebagian besar wilayah di Indonesia, dengan cara mengurangi frekuensi penerbangan.

"Berdasarkan kegiatan pemantauan harga Bank Indonesia Maluku, harga tiket pesawat rute Ambon-Jakarta tercatat meningkat sebesar Rp 100.000 sepanjang bulan Juli 2021," ujar Noviarsano.

Dikatakannya lagi, inflasi yang terjadi pada kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan tercatat sebesar 0,05 persen (mtm) atau secara bulanan meningkat sebesar 0,64 persen (mtm), didorong oleh kenaikan harga komoditi pulsa telepon gengam yang sejalan dengan tingginya aktivitas "kerja dari rumah" (Work from Home - WFH).

Secara khusus, kenaikan harga pulsa telepon genggam di wilayah Maluku terpantau meningkat sebesar 1,39 persen (mtm) selama Juli 2021, mengikuti penerapan PPKM di wilayah Maluku.

Inflasi kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,03 persen (mtm) dengan inflasi bulanan mencapai 0,49 persen (mtm), disebabkan oleh kenaikan harga pada komoditi pakaian dalam pria sebesar 12,22 persen (mtm) dan pakaian dalam wanita sebesar 19,54 persen (mtm).

Tekanan inflasi yang lebih tinggi di Provinsi Maluku tertahan oleh deflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar -0,03 persen (mtm), dan kelompok kesehatan -0,01 persen (mtm).

Deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau disebabkan oleh deflasi komoditas ikan selar -4,95 persen (mtm), ikan teri -29,93 persen (mtm), sawi hijau -9,27 persen (mtm) dan buncis 16,04 persen (mtm). Sedangkan deflasi pada kelompok kesehatan disebabkan oleh penurunan harga obat dengan resep sebesar -2,38 persen (mtm).

Guna menjaga stabilitas inflasi dan meningkatan perekonomian Provinsi Maluku selama Juli 2021, Tim pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku melaksanakan beberapa program, di antaranya penyaluran 44,96 ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Kota Tual kepada 4.456 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) beserta Bantuan Sosial Tunai (BST).

Stok beras yang dibagikan berasal dari cadangan beras milik BULOG daerah setempat.

Penyaluran beras dilakukan mengikuti arahan Presiden Jokowi, sebagaimana tertuang dalam Surat Perintah Menteri Dalam Negeri Nomor 511.2/4014/SJ tertanggal 23 Juli 2021, tentang Penyaluran Bantuan Beras Bagi KPM, PKH dan KPM BST Tahun 2021.

Disperindag Provinsi Maluku bersama dengan BULOG Provinsi Maluku telah memonitoring stok bahan pokok di gudang BULOG dan distributor yang difokuskan pada beberapa jenis komoditas, di antaranya beras, minyak goreng, terigu, telur ayam ras, gula pasir, margarin, susu kaleng, ayam ras dan garam.

Secara umum, stok bahan pokok Provinsi Maluku terpantau aman dengan kecukupan stok minimal 14 hari untuk komoditi telur ayam ras, dan maksimal 430 hari untuk komoditi beras.

Ketahanan pangan BI Maluku juga melaksanakan panen beberapa komoditas, di antaranya cabai keriting seluas tiga hektare di Waimital, 150 hektare padi di Buru, enam hektare tanaman hortikultura di Suli dan Telaga Legah, dan dua hektare bawang merah di Wearbut.


"Kami tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota," kata Noviarsano. 

Pewarta: John Soplanit

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021