Sejumlah anak muda yang tergabung dalam komunitas peduli lingkungan semakin gencar membersihkan sampah yang mencemari pantai di Kota Ambon, Maluku, mulai dari sampah plastik hingga pakaian dalam yang dibuang sembarangan. 

"Sampah yang kita angkat itu ada kurang lebih 20 kantong ukuran besar, dan juga ada yang sedang. Rata-rata sih sampah plastik, kaleng-kaleng bekas yang sudah berkarat, dan pakaian dalam," kata anggota komunitas Kewang Muda, Mark Matulessy, di Ambon, Selasa. 

Ia menjelaskan aktivitas pembersihan sampah kali ini fokus di pesisir pantai di Desa  Hatiwe Besar, Kota Ambon pada akhir pekan lalu. Jenis sampah plastik yang banyak ditemui adalah bekas botol minuman mineral, gelas plastik, kaleng bekas, popok bayi bekas, dan sejumlah celana dalam. 

Menurut dia, hasil sampah-sampah plastik tersebut tidak dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA). Namun, disumbang ke Beta bank sampah, yaitu salah satu komunitas peduli lingkungan yang sering mengumpulkan sampah plastik untuk dijadikan ekobrick. 

"Kali ini kita salurkan untuk Beta bank sampah, karena mereka bisa mengolahnya menjadi barang yang bermanfaat. Seperti ekobrick yang sering dibuat jadi meja atau kursi," ujar Mark. 

Menurutnya, kegiatan ini tidak bertujuan untuk membersihkan pantai melainkan menyadarkan masyarakat. Karena jika untuk membersihkan pantai, lanjutnya, itu akan percuma. 

"Kan nanti kotor lagi. Jadi kegiatan ini ibaratkan kita adalah 'korek api' untuk membakar semangat masyarakat dalam hal peduli dengan lingkungan," tandasnya. 

Mark mengemukakan, masalah sampah adalah tanggung jawab semua manusia, dan tidak sepenuhnya dibebankan kepada pemerintah. Ia menyatakan, persoalan ini adalah kesalahan pemerintah yang kurang memperhatikan daerah terpencil untuk menyediakan jasa bak sampah, serta kurangnya kesadaran  masyarakat. 

"Saya rasa ini bukan kesalahan penuh dari dinas lingkungan, Tetapi, ini malah mungkin ke masyarakat yang seharusnya lebih peduli. Kalau mau bilang salah, sama-sama lah, karena kadang pemerintah sudah menyediakan bak sampah di beberapa titik kota, tetapi masyarakat tidak memanfaatkan itu. Begitu pun di daerah terpencil ada yang tidak memiliki sarana itu," ujarnya. 

"Ini atas nama pribadi  seharusnya itu lebih peduli dengan lingkungan, bukan karena saya ini the mulung. Saya ini kewang muda, tapi sebagai masyarakat yang ada di Ambon. Harusnya masyarakat yang juga peduli dan tidak bisa menyalahkan pemerintah atau DLHP. Karena menurut saya mereka tetap bekerja, cuma dari masyarakat saja yang harus lebih giat lagi," tegas  Mark.

Pewarta: Winda Herman

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021