Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menggeliatkan ekonomi masyarakat di kota Ambon, kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan anak dan Masyarakat Desa (DP3AMD) pemerintah kota  (Pemkot)  Ambon, Megy Lekatompessy.

"Pengembangan Bumdes secara tidak langsung menghidupkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masyarakat desa dan negeri di kota Ambon," katanya, Rabu.

Sampai saat ini Bumdes yang terbentuk di Ambon sebanyak 28 dari target 30. Hanya dua yang belum terbentuk yakni di negeri Amahusu dan Hative Besar.

"Kita menargetkan pada 2022 seluruh desa dan negeri di Ambon sudah terbentuk Bumdes," katanya.

BUMDes di Ambon bergerak di bidang perdagangan dan jasa, transportasi, perikanan, simpan pinjam, pariwisata, dan pengelolaan air bersih.

Dijelaskannya, penyertaan modal dari bumdes melalui dana desa, tetapi tidak serta merta langsung diberikan, melainkan melalui analisa usaha Bumdes.

Analisa yang dimasukkan akan dikaji berdasarkan jenia usaha dan penyertaan modal yang diberikan harus melalui proses musyawarah desa.

"Pengamatan kami ada beberapa Bumdes yang operasionalnya tidak dikelola lancar yakni Bumdea negeri Nusaniwe, Passo, Wayame, Laha dan Leahari," ujarnya.

Selain itu ada beberapa Bumdes yang harus direvitaliasi menyesuaikan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2021 tentang Bumdes.

Pihaknya berharap, melalui Bumdes potensi ekonomi desa dapat dikembangkan sehingga pendapatan asli desa bertambah dan membawa keuntungan.

"Jika Bumdes dikelola bagus dipastikan akan ada keuntungan dan bagi hasil bagi desa,"tandas Megy..

Penyertaan modal yang diberikan desa dan negeri kepada BUMDes di Kota Ambon sejak 2018 hingga 2020 mencapai Rp5,54 miliar.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021