Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Utara (Malut) mencatat pada triwulan III  2021, peredaran uang di Malut mengalami peningkatan signifikan mencapai Rp1,97 triliun atau tumbuh sebesar 11 persen (yoy).

"Pertumbuhan outflow uang kartal ini berasal dari peningkatan daya beli masyarakat serta pertumbuhan lapangan usaha dari sektor pertambangan dan industri pengolahan serta pelaksanaan  Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) Nasional di Sofifi," kata Kepala Deputi Kantor Perwakilan BI Malut, Shodiqin di Ternate, Selasa.

Dia menyatakan, jumlah tersebut merupakan tertinggi yang pernah dicatat oleh BI Malut selama ini dan hal tersebut dipengaruhi oleh tingginya permintaan Uang Pecahan Besar (UPB) Rp 100 Ribu dan Rp 50 Ribu sebesar 1,85 Triliun atau tumbuh sebesar 12 persen (yoy).

Kendati demikian outflow uang kartal mengalami pertumbuhan, namun di sisi lain, lanjut Shodiqin, untuk permintaan Uang Pecahan Kecil (UPK) pecahan di bawah Rp20 ribu masih relatif stagnan seperti tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp115 miliar pada triwulan III  2020.

"Hal tersebut dipengaruhi oleh sirkulasi peredaran UPK yang optimal di masyarakat dan kondisi geografis Malut yang turut mempengaruhi pola distribusi dan permintaan UPK ke Bank Indonesia," katanya.

Olehnya itu, dirinya menyatakan, BI akan selalu berkoordinasi dengan perbankan untuk menyusun proyeksi kebutuhan uang tunai meIalui koordinasi dengan mitra kerjanya seperti Pemda, Iembaga/institusi pemerintah, pelaku usaha diberbagai sektor termasuk kebutuhan di seluruh ATM yang ada.

"Dengan demikian, kesiapan pemenuhan kebutuhan uang kartal dapat terjaga secara nominal, jenis pecahan, tepat waktu, dan berkualitas layak edar, sehingga Bank Indonesia selalu mengimbau kepada semua perbankan agar turut menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat dengan mengoptimalkan sortasi. dan hanya membayarkan uang dengan kondisi layak edar," ujarnya. 

 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021