Museum Siwalima Provinsi Maluku, mengagendakan penelitian mengenai tata cara dan tradisi berbusana tradisional di 11 kabupaten/kota guna menambah informasi dan literatur khazanah keberagaman pakaian daerah untuk generasi milenial.

"Maluku memiliki banyak dan beragam busana tradisional, penggunaan dan tata cara memakainya pun berbeda-beda. Karena itu, kami tahun depan melakukan riset dan survei terkait pakaian daerah," kata Kepala Museum Siwalima Provinsi Maluku Jean Esther Saiya di Ambon, Maluku, Kamis.

Ia mengatakan penelitian dilakukan untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dan pengetahuan terkait tradisi berbusana tradisional di Maluku. Hasil penelitian akan dijadikan sebagai literatur dan catatan "budaya bapake" di Museum Siwalima.

Penelitian tersebut, ujar Jean, akan melibatkan perguruan tinggi, lembaga riset, budayawan, ahli sejarah dan antropolog di Maluku. Kolaborasi penelitian akan menjadi catatan penting sebagai penyediaan informasi yang beragam bagi generasi milenial.

"Tradisi dan budaya bapake sudah jarang diketahui oleh generasi milenial kita. Kurangnya transfer informasi dan pengetahuan mengenai kebudayaan daerah kepada mereka juga harus menjadi perhatian kita," ucap dia.

Baca juga: Museum Siwalima usulkan berbusana daerah jadi kurikulum muatan lokal, hargailah budaya

Dikatakannya lagi, penelitian mengenai busana tradisional bukanlah kali pertama dilakukan oleh Museum Siwalima, dua tahun yang lalu pihaknya juga meneliti tradisi menenun, pewarnaan, simbol-simbol dan gambar yang digunakan pada kain tenun dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten Maluku Barat Daya.

Penelitian itu berkolaborasi dengan budayawan, akademisi sejarah Maluku dan pakar antropologi dari Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, serta arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku. Hasil penelitian kemudian dijadikan sebagai catatan mengenai tenun khas Maluku di Museum Siwalima.

Selain itu, disosialisasikan kepada pelajar SD hingga SMA melalui beragam kegiatan, mulai dari perlombaan menyusun puzzle, menggambar bentuk dan simbol yang digunakan di kain tenun hingga menulis narasi terkait tradisi menenun di Maluku.

"Ini bukan pertama kalinya kami melakukan riset terkait pakaian tradisional, kami pernah melakukan penelitian bersama mengenai kain tenun di Maluku untuk menambah literatur di Museum Siwalima," kata Jean Esther Saiya.

Baca juga: Museum Siwalima Maluku himpun rekomendasi budaya berbusana tradisional, lestarikan jati diri

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021