Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) mencatat, pada Januari 2022, Kota Ternate mengalami deflasi sebesar 0,22 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,33.
"Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Malut dan BPS Kota Ternate, pada Januari 2022 terjadi deflasi sebesar 0,22 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,57 pada Desember 2021 menjadi 108,33 pada Januari 2022. Tingkat inflasi tahun kalender Januari 2022 sebesar -0,22 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2022 terhadap Januari 2021) sebesar 2,67 persen," kata Kepala BPS Malut, Aidil Adha di Ternate, Rabu.
Pada Januari 2022, Kota Ternate mengalami inflasi pada empat kelompok pengeluaran, deflasi pada dua kelompok pengeluaran dan lima kelompok pengeluaran stagnan.
Selain itu, ada kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas Kaki sebesar 0,01 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,47 persen dan kelompok peralatan, perlengkapan serta pemeliharaan rutin rumah tangga.
Dimana, dari 90 kota IHK, 85 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,53 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,02 persen.
Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kota Kotamobagu sebesar 0,66 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Jayapura sebesar 0,04 persen.
Sedangkan, untuk tingkat inflasi tahun kalender Januari 2022 (Januari 2022 terhadap Desember 2021) sebesar -0,22 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2022 terhadap Januari 2021) sebesar 2,67 persen.
Pada Januari 2022, Kota Ternate mengalami inflasi pada empat kelompok pengeluaran, deflasi pada dua kelompok pengeluaran dan lima kelompok pengeluaran stagnan.
Kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,01 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,47 persen dan kelompok peralatan, perlengkapan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,06 persen, kelompok transportasi sebesar 0,08 persen.
Untuk kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,84 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,37 persen.
Sementara kelompok kesehatan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya kelompok pendidikan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya tidak mengalami perubahan indeks (stagnan).
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Malut dan BPS Kota Ternate, pada Januari 2022 terjadi deflasi sebesar 0,22 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,57 pada Desember 2021 menjadi 108,33 pada Januari 2022. Tingkat inflasi tahun kalender Januari 2022 sebesar -0,22 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2022 terhadap Januari 2021) sebesar 2,67 persen," kata Kepala BPS Malut, Aidil Adha di Ternate, Rabu.
Pada Januari 2022, Kota Ternate mengalami inflasi pada empat kelompok pengeluaran, deflasi pada dua kelompok pengeluaran dan lima kelompok pengeluaran stagnan.
Selain itu, ada kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas Kaki sebesar 0,01 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,47 persen dan kelompok peralatan, perlengkapan serta pemeliharaan rutin rumah tangga.
Dimana, dari 90 kota IHK, 85 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,53 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,02 persen.
Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kota Kotamobagu sebesar 0,66 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Jayapura sebesar 0,04 persen.
Sedangkan, untuk tingkat inflasi tahun kalender Januari 2022 (Januari 2022 terhadap Desember 2021) sebesar -0,22 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2022 terhadap Januari 2021) sebesar 2,67 persen.
Pada Januari 2022, Kota Ternate mengalami inflasi pada empat kelompok pengeluaran, deflasi pada dua kelompok pengeluaran dan lima kelompok pengeluaran stagnan.
Kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,01 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,47 persen dan kelompok peralatan, perlengkapan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,06 persen, kelompok transportasi sebesar 0,08 persen.
Untuk kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,84 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,37 persen.
Sementara kelompok kesehatan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya kelompok pendidikan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya tidak mengalami perubahan indeks (stagnan).
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022