Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat nilai tukar petani (NTP) di daerah tersebut pada Februari 2022 sebesar 104,50 atau meningkat 0,07 persen dibanding Januari 2022, yang tercatat sebesar 104,43.
"Peningkatan NTP disebabkan oleh indeks harga hasil pertanian (it) yang tercatat stabil sebesar 0,00 persen dibanding dengan indeks harga yang dibeli petani (ib) yang mengalami penurunan sebesar 0,07 persen," kata Asep Riyadi, Kepala BPS Provinsi Maluku di Ambon, Rabu.
Ia menjelaskan, terdapat tiga subsektor yang mengalami peningkatan NTP, yaitu subsektor tanaman pangan (1,06 persen), subsektor hortikultura (0,05 persen), dan subsektor perikanan (1,93 persen). Sementara dua subsektor lainnya mengalami penurunan NTP, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat (-0,77 persen), dan subsektor peternakan (-0,07 persen).
Indeks NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
"Pada Februari 2022 Provinsi Maluku masih berada di urutan ke 20 dari 34 provinsi dengan NTP sebesar 104,50. NTP. Tertinggi terjadi di Provinsi Riau sebesar 153,64, sementara NTP terendah terjadi di Provinsi Bali 94,33," ujar Asep.
Ia mengatakan, berdasarkan pemantauan harga-harga di perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Februari 2022 diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,05 persen dibanding Januari 2022 atau dari 104,43 pada Januari 2022 menjadi 104,50 pada Februari 2022.
Peningkatan NTP disebabkan oleh indeks harga hasil produk pertanian (it) yang tercatat stabil sebesar 0,00 persen dibandingkan dengan indeks harga yang dibeli petani (ib) yang mengalami penurunan sebesar 0,07 persen.
Pada Februari 2022 terjadi penurunan indeks konsumen rumah tangga atau IKRT sebesar 0,09 persen. Penurunan IKRT ini disebabkan oleh menurunnya IKRT pada tiga kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,16 persen), transportasi (0,01 persen), serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar (1,13 persen).
Sementara enam kelompok pengeluaran lainnya mengalami peningkatan IKRT yaitu kelompok pakaian dan alas kaki (0,14 persen), kelompok perumahan air, listrik, dan bahan bakar lainnya (0,35 persen), kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga ()0,24 persen_, kelompok kesehatan (0,04 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,22 persen), serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,01 persen. Kelompok pengeluaran lainnya (kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya serta kelompok pendidikan ) tidak mengalami perubahan.
Sedangkan nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Februari sebesar -0,14 persen dibanding Januari 2022, yaitu dari 110,87 menjadi 110,72.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Peningkatan NTP disebabkan oleh indeks harga hasil pertanian (it) yang tercatat stabil sebesar 0,00 persen dibanding dengan indeks harga yang dibeli petani (ib) yang mengalami penurunan sebesar 0,07 persen," kata Asep Riyadi, Kepala BPS Provinsi Maluku di Ambon, Rabu.
Ia menjelaskan, terdapat tiga subsektor yang mengalami peningkatan NTP, yaitu subsektor tanaman pangan (1,06 persen), subsektor hortikultura (0,05 persen), dan subsektor perikanan (1,93 persen). Sementara dua subsektor lainnya mengalami penurunan NTP, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat (-0,77 persen), dan subsektor peternakan (-0,07 persen).
Indeks NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
"Pada Februari 2022 Provinsi Maluku masih berada di urutan ke 20 dari 34 provinsi dengan NTP sebesar 104,50. NTP. Tertinggi terjadi di Provinsi Riau sebesar 153,64, sementara NTP terendah terjadi di Provinsi Bali 94,33," ujar Asep.
Ia mengatakan, berdasarkan pemantauan harga-harga di perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Februari 2022 diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,05 persen dibanding Januari 2022 atau dari 104,43 pada Januari 2022 menjadi 104,50 pada Februari 2022.
Peningkatan NTP disebabkan oleh indeks harga hasil produk pertanian (it) yang tercatat stabil sebesar 0,00 persen dibandingkan dengan indeks harga yang dibeli petani (ib) yang mengalami penurunan sebesar 0,07 persen.
Pada Februari 2022 terjadi penurunan indeks konsumen rumah tangga atau IKRT sebesar 0,09 persen. Penurunan IKRT ini disebabkan oleh menurunnya IKRT pada tiga kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,16 persen), transportasi (0,01 persen), serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar (1,13 persen).
Sementara enam kelompok pengeluaran lainnya mengalami peningkatan IKRT yaitu kelompok pakaian dan alas kaki (0,14 persen), kelompok perumahan air, listrik, dan bahan bakar lainnya (0,35 persen), kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga ()0,24 persen_, kelompok kesehatan (0,04 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,22 persen), serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,01 persen. Kelompok pengeluaran lainnya (kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya serta kelompok pendidikan ) tidak mengalami perubahan.
Sedangkan nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Februari sebesar -0,14 persen dibanding Januari 2022, yaitu dari 110,87 menjadi 110,72.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022