Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Maluku Utara (Malut) akan tetap melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap dampak pencemaran lingkungan akibat aktivitas perusahaan tambang yang beroperasi di daerah ini.
"Kami akan terus memantau aktivitas 109 izin usaha pertambangan di Malut, terutama dalam mengatasi dampak akibat pencemaran lingkungan," kata Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup DLH Malut, Yusra Hi Noho kepada ANTARA, di Ternate, Jumat
Yusra menyatakan, dari berbagai hasil evaluasi dan monitoring di lapangan, DLH mengakui jika PT Harita Grup merupakan perusahaan yang paling baik dalam pengelolaan lingkungan. Tidak hanya itu, segala rekomendasi yang bersifat memperbaiki, selalu ditanggapi secara positif. "Semoga hal ini terus ditingkatkan," katanya.
Menurut dia, untuk dokumen Amdal mulai dari pengelolaan limbah, tentunya DLH memiliki kewenangan untuk melakukan pembinaan terhadap seluruh aktivitas perusahaan di Malut.
Sehingga, DLH menyimpulkan, PT Harita Grup yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan memiliki komitmen dalam pengelolaan lingkungan, bahkan pengelolaan limbah B3 bekerja sama dengan pihak ketiga untuk dibawa ke Bogor.
Hal itu bisa terpantau oleh tim DLH Malut saat melakukan pengecekan dan evaluasi seluruh aktivitas perusahaan tambang, terutama dalam pengelolaan lingkungan sekitar.
Sementara itu, Penanggung Jawab Teknik dan Lingkungan (PTL) Halmahera Persada Lygend (HPL) Rico W. Albert mengakui, untuk kondisi aktual operasional Harita Nickel secara keseluruhan operasional sesuai dan taat terhadap seluruh perizinan yang berlaku.
Bahkan, komitmen ini juga ditunjukkan dengan operasional yang baik, seperti tidak adanya fatality (kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian).
"Semua capaian ini tak lepas dari dukungan Pemerintah Daerah, baik Kabupaten maupun Provinsi yang terus mengawasi dan membimbing perusahaan. Koordinasi yang baik ini akan terus ditingkatkan," ujarnya.
Rico juga menjelaskan, ke depan, Harita saat ini memiliki 12 ribu pekerja itu akan menjadi salah satu perusahaan pengelola nikel terbesar di Indonesia yang akan memberikan kontribusi optimal kepada daerah dan bangsa, tentu dengan tetap menjaga lingkungan dan memastikan, perusahaan telah melaksanakan program tanggung jawab sosial dengan baik dan akan terus berupaya menjadi lebih baik.
Bahkan, manajemen Harita Grup juga meminta agar Gubernur Malut, Abdul Gani Kasuba berkenan mengecek langsung operasional Harita dan memastikan lingkungan aman dan terjaga. Ini merupakan bentuk dukungan Pemerintah Daerah terhadap investasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Kami akan terus memantau aktivitas 109 izin usaha pertambangan di Malut, terutama dalam mengatasi dampak akibat pencemaran lingkungan," kata Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup DLH Malut, Yusra Hi Noho kepada ANTARA, di Ternate, Jumat
Yusra menyatakan, dari berbagai hasil evaluasi dan monitoring di lapangan, DLH mengakui jika PT Harita Grup merupakan perusahaan yang paling baik dalam pengelolaan lingkungan. Tidak hanya itu, segala rekomendasi yang bersifat memperbaiki, selalu ditanggapi secara positif. "Semoga hal ini terus ditingkatkan," katanya.
Menurut dia, untuk dokumen Amdal mulai dari pengelolaan limbah, tentunya DLH memiliki kewenangan untuk melakukan pembinaan terhadap seluruh aktivitas perusahaan di Malut.
Sehingga, DLH menyimpulkan, PT Harita Grup yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan memiliki komitmen dalam pengelolaan lingkungan, bahkan pengelolaan limbah B3 bekerja sama dengan pihak ketiga untuk dibawa ke Bogor.
Hal itu bisa terpantau oleh tim DLH Malut saat melakukan pengecekan dan evaluasi seluruh aktivitas perusahaan tambang, terutama dalam pengelolaan lingkungan sekitar.
Sementara itu, Penanggung Jawab Teknik dan Lingkungan (PTL) Halmahera Persada Lygend (HPL) Rico W. Albert mengakui, untuk kondisi aktual operasional Harita Nickel secara keseluruhan operasional sesuai dan taat terhadap seluruh perizinan yang berlaku.
Bahkan, komitmen ini juga ditunjukkan dengan operasional yang baik, seperti tidak adanya fatality (kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian).
"Semua capaian ini tak lepas dari dukungan Pemerintah Daerah, baik Kabupaten maupun Provinsi yang terus mengawasi dan membimbing perusahaan. Koordinasi yang baik ini akan terus ditingkatkan," ujarnya.
Rico juga menjelaskan, ke depan, Harita saat ini memiliki 12 ribu pekerja itu akan menjadi salah satu perusahaan pengelola nikel terbesar di Indonesia yang akan memberikan kontribusi optimal kepada daerah dan bangsa, tentu dengan tetap menjaga lingkungan dan memastikan, perusahaan telah melaksanakan program tanggung jawab sosial dengan baik dan akan terus berupaya menjadi lebih baik.
Bahkan, manajemen Harita Grup juga meminta agar Gubernur Malut, Abdul Gani Kasuba berkenan mengecek langsung operasional Harita dan memastikan lingkungan aman dan terjaga. Ini merupakan bentuk dukungan Pemerintah Daerah terhadap investasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022