Ratusan mahasiswa dan warga yang tergabung dalam Masyarakat Maluku Menggugat (Marak) menggelar unjuk rasa damai di depan kampus Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Senin.
Dalam aksi tersebut, mereka menyuarakan kenaikan harga BBM, dan stabilisasi harga pangan.
“Masyarakat dalam hal ini dibungkam ruang demokrasinya, diambil haknya, maka demikian kami dari masyarakat Maluku Marak menolak kenaikan harga BBM, dan stabilisasi harga pangan. Itu saja, terima kasih, hidup mahasiswa, hidup rakyat,” kata Koordinator Marak, Sahrul Renhoat, dalam menyampaikan pernyataan sikap.
Dalam menyampaikan aspirasinya, ia juga berharap, pemerintah memprioritaskan soal harga BBM, dan stok minyak goreng yang saat ini sedang mengalami kelangkaan.
“Jangan dulu sibuk bicara soal penundaan Pemilu 2024. Selesaikan dulu persoalan BBM dan minyak goreng,” tegasnya.
Berdasarkan pantauan ANTARA, aksi tersebut berlangsung kurang lebih selama empat jam. Mereka tampak memperlihatkan poster besar dengan bertuliskan “Tolak Kenaikan Harga BBM”.
Dalam unjuk rasa tersebut, ratusan aparat keamanan kepolisian juga berdiri dengan menghadap massa aksi untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kericuhan.
Polresta Pulau Ambon dan Pulau - Pulau Lease telah menyiapkan 1.000 personel gabungan dari unsur Samapta dan Brimob untuk mengamankan aksi mahasiswa pada 11 April 2022 di Pulau Ambon.
Tiga lokasi yang menjadi perhatian Polri dalam melakukan pengamanan adalah Universitas Pattimura Ambon, Kantor Gubernur, dan Kantor DPRD Maluku,
dengan tuntutan utama mereka terkait masalah kenaikan harga BBM jenis Pertamax.
Aksi yang dilakukan Marak ini, berakhir dengan damai. Para massa aksi kembali ke dalam titik kumpul awal dengan mengikuti garis komando koordinator aksi.
Sementara aparat kepolisian juga membubarkan diri, dan mengambil tempat untuk berisitirahat.
Setelah aksi itu berakhir, kurang lebih satu jam, aparat kepolisian masih berjaga-jaga sebelum akhirnya meninggalkan tempat aksi itu berlangsung.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022