Sejumlah pedagang obor ela-ela di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) meraup keuntungan karena menyusul tingginya permintaan umat muslim di daerah itu yang akan digunakan saat malam tradisi Lailatul Qadar atau malam 27 Ramadhan.

"Alhamdulillah, pada momentum dalam sepekan Ramadhan ini, kami mampu meraup keuntungan dari hasil penjualan obor ela-ela ini mencapai di atas Rp2 juta," kata salah seorang pedagang obor ela-ela, Hadjijah kepada ANTARA, Rabu.

Ia menjelaskan pelita dan obor itu setiap tahun dijual sepekan menjelang malam. Obor ela-ela menggunakan bahan dasarnya terbuat dari potongan bambu dan sebuah botol bekas yang dirakit unik untuk menambah daya tarik pembeli yang nanti dijadikan hiasan malam ela-ela yang digunakan umat muslim di Ternate.

Obor hiasan malam ela-ela, sebutan setempat untuk malam 27 Ramadhan itu dijual dengan harga yang bervariasi sesuai dengan bentuk dan motif dan sebagian besar telah laku terjual.

Harganya bervariatif, mulai dari Rp20 ribu hingga Rp100 ribu per buah.
Para pedagang musiman obor tersebut tampak mulai menawarkan dagangannya di sejumlah titik di di sepanjang kawasan Taman Fitness Sunyie Parade dan belanag Fort Oranje, Kota Ternate.

Dia mengakui, harga yang dipatok sesuai ukuran, untuk obor ela-ela berbahan botol kaca bekas yang dilengkapi sumbu itu, ukuran kecil dijual dengan harga Rp20 ribu, sedangkan ukuran besar dijual dengan harga Rp25 ribu.

Baca juga: Warga Negeri Hila pertahankan tradisi hadrat selama Ramadhan, lestarikan warisan leluhur

Warga Kota Ternate biasanya meriahkan tradisi 27 Ramadhan atau menyambut malam Lailatul Qadar sebagai tradisi ratusan tahun masyarakat setempat dengan melibatkan berbagai etnis dan agama.

Sultan Ternate, Hidayatullah Sjah ketika dihubungi terpisah menyatakan, salah satu tradisi khas umat muslim di Ternate sejak ratusan tahun silam memiliki tradisi dalam setiap menyambut malam Lailatul Qadar yang disebut ela-ela biasanya digelar pada 27 Ramadhan atau pada 29 April 2022 mendatang.

Menurut dia, festival ela-ela yang telah menjadi kegiatan rutin tersebut ditampilkan ritual penyambutan malam Lailatul Qadar yang diawali dengan pembacaan doa di Kedaton Kesultanan Ternate selesai pelaksanaan shalat tarawih di masjid Kesultanan Ternate.

Kegiatan selanjutnya dalam festival ela-ela tersebut, adalah pembakaran obor yang dalam bahasa daerah Ternate disebut ela-ela oleh wakil dari Kesultanan Ternate diikuti seluruh masyarakat dan lintas agama, baik yang ada di lingkungan Kedaton Kesultanan maupun di seluruh wilayah Ternate.

Baca juga: Masyarakat Negeri Larike masih merawat tradisi "tunggu batal", lestarikan warisan leluhur
Baca juga: Kemenang: Sebagian Negeri di Maluku Punya Tradisi Puasa Lebih Dulu

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022