Perayaan Imlek di Kota Ambon tidak hanya disemarakkan penampilan kelompok barongsai tetapi juga tarian bernuansa Islami, Budha dan tradisional.
Fenomena itu terlihat pada perayaan Tahun Baru China itu di Baileo Oikumene Kota Ambon, Rabu malam.
"Tarian bernuansa Islami dan Budha maupun tari tradisional juga ditampilkan sebagai bagian dari keragaman budaya, sekaligus mendukung pluralisme dan dan persaudaraan sebagai orang bersaudara," kata Ketua Perwalian Umat Budha Indonesia (Walubi) Maluku, Wilhelmus Jawerissa.
Menurut dia, perayaan Imlek 2562 yang berdasarkan feng shui shio berlambang kelinci emas itu memangg tidak hanya dikhususkan untuk umat Budha melainkan juga untuk dan bahkan melibatkan partisipasi warga dan elemen agama lain di Ambon.
Dia berharap warga Tionghoa maupun masyarakat lainnya di Ambon dan Maluku pada umumnya memperoleh banyak berkah serta jalinan keharmonisan hidup sebagai orang bersaudara tetap terpelihara selama tahun 2011.
"Shaolin Makassar"
Seperti tahun-tahun sebelumnya, untuk perayaan Imlek tahun ini Walubi Maluku kembali mendatangkan Kelompok barongsai dari perkumpulan Shaolin Makassar, Sulawesi Selatan.
Atraksi yang mereka tampilkan memukau sekitar 300-an warga etnis Tionghoa maupun tokoh agama, pimpinan TNI/Polri serta pejabat Pemprov Maluku yang hadir.
Ratusan warga Tionghoa yang umumnya mengenakan pakaian serba merah, terutama anak-anak, berebutan memasukkan "angpao" ke dalam mulut dua naga kembar itu.
Karena lokasi gedung yang sempit dan terhambat kursi-kursi, belasan pemuda dari perkumpulan Shaolin Makassar yang menampilkan atraksi memilih melanjutkannya di luar gedung, sekaligus memberikan kesempatan bagi warga sekitar dan aparat kepolisian yang berjaga-jaga untuk menyaksikannya.
Wilhelmus Jawerissa mengakui pihaknya setiap tahun mengundang perkumpulan Shaolin Makassar. Selain pada puncak perayaan, atraksi barongsai juga akan dilakukan di rumah dan toko-toko milik warga Tionghoa hingga Jumat (4/2).
"Jadwal atraksi barongsai sudah diatur, sehingga semua rumah, toko maupun swalayan mlik warga keturunan kebagian dan atraksinya akan dilakukan di tempat umum, sehingga bisa disaksikan warga lainnya," katanya.
Selain menghadiri puncak perayaan Imlek, sebagian besar warga Tionghoa mendatangi Vihara Swarna Giri Tirta di kawasan Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe, untuk sembahyang menyambut pergantian Tahun Baru Imlek.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011