Duta Besar RI untuk Papua Nugini (PNG) Andriana Supandi menyesalkan peristiwa penembakan yang diduga dilakukan tentara Papua Nugini (PNGDF) terhadap kapal nelayan asal Merauke hingga menewaskan seorang anak buah kapal (ABK).
"Kami sangat menyesalkan terjadinya insiden penembakan yang menewaskan seorang ABK kapal nelayan," katanya kepada ANTARA di Jayapura, Selasa.
Setelah mendapat informasi tentang insiden penembakan tersebut, Andriana kemudian berkoordinasi dengan Konsulat RI di Vanimo, Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Papua, dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.
Kedutaan Besar RI (KBRI) di Port Moresby sudah meminta tanggapan otoritas PNG terkait peristiwa yang menewaskan seorang warga negara Indonesia (WNI).
"Kami masih menunggu tanggapan dari otoritas terkait PNG, karena selain melakukan penembakan, aparat keamanan juga menangkap dan menahan dua kapal nelayan Indonesia," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Papua Suzana Wanggai membenarkan adanya laporan penembakan terhadap kapal nelayan asal Merauke, Senin (22/8), oleh aparat keamanan PNG.
"Memang benar ada penembakan terhadap kapal nelayan yang diduga melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan PNG hingga menyebabkan seorang ABK meninggal," kata Suzana.
Baca juga: Tentara PNG diduga tembak kapal nelayan Merauke, satu ABK meninggal
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Kami sangat menyesalkan terjadinya insiden penembakan yang menewaskan seorang ABK kapal nelayan," katanya kepada ANTARA di Jayapura, Selasa.
Setelah mendapat informasi tentang insiden penembakan tersebut, Andriana kemudian berkoordinasi dengan Konsulat RI di Vanimo, Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Papua, dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.
Kedutaan Besar RI (KBRI) di Port Moresby sudah meminta tanggapan otoritas PNG terkait peristiwa yang menewaskan seorang warga negara Indonesia (WNI).
"Kami masih menunggu tanggapan dari otoritas terkait PNG, karena selain melakukan penembakan, aparat keamanan juga menangkap dan menahan dua kapal nelayan Indonesia," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Papua Suzana Wanggai membenarkan adanya laporan penembakan terhadap kapal nelayan asal Merauke, Senin (22/8), oleh aparat keamanan PNG.
"Memang benar ada penembakan terhadap kapal nelayan yang diduga melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan PNG hingga menyebabkan seorang ABK meninggal," kata Suzana.
Baca juga: Tentara PNG diduga tembak kapal nelayan Merauke, satu ABK meninggal
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022