PT Pertamina Fuel Terminal Ternate, Maluku Utara (Malut) memastikan, kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Malut aman dan kesediaan stok mampu memenuhi kebutuhan masyarakat hingga 20 hari ke depan usai pemerintah umumkan kenaikan harga BBM.
"Konsumsi BBM di kota Ternate dalam sehari menghabiskan sebanyak 60 KL (kiloliter) khusus Pertalite, masih sama dengan Pertamax, karena menyesuaikan dengan permintaan setelah adanya kenaikan harga BBM," kata Sales Branch Maneger (SBM) PT Pertamina Ternate, Gatot Subroto di Ternate, Sabtu.
Gatot menyebut, terkait dengan masalah penjualan BBM melalui pengecer yang sering dikeluhkan, maka pihaknya telah meminta kepada pemerintah dan aparat keamanan, karena filter SPBU tidak melayani jerigen tanpa ada rekomendasi.
Sehingga, dirinya mengingatkan kepada SPBU atau operator SPBU agar tidak melayani pembelian menggunakan jerigen dan pembelian oleh pengecer dengan menggunakan alat modifikasi kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Jika ada kenaikan harga BBM atau penurunan, Kita dari Pertamina hanya mengikuti saja, dan untuk rencana kenaikan sampai saat ini belum ada, kita juga masih menunggu," kata Gatot.
Baca juga: Ratusan personel Polres Ternate disiagakan dalam aksi demo BBM
Sementara untuk penetapan kenaikan harga BBM ini berdasarkan pengumuman yang disampaikan Presiden Joko Widodo terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax. Harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9) pukul 14.30.
Untuk harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, harga solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter
Dirinya menyebut, untuk kenaikan harga BBM ini, Pertamina hanya sebagai Operator dan untuk menjalankan kebijakan itu adalah Pemerintah.
Sementara itu, berdasarkan pantauan di lapangan, tidak terlihat antrean panjang di SPBU tersebar di Kota Ternate setelah pemerintah umumkan kenaikan harga BBM.
Salah seorang pengendara roda dua di Kota Ternate, Aswad Rasaha ketika dihubungi berharap agar pemerintah bersama anggota kepolisian agar melakukan pengawasan, terutama di SPBU agar tidak menjual BBM yang menggunakan jerigen ataupun mobil modifikasi, sehingga para pengendara leluasa mendapatkan BBM di SPBU.
Baca juga: Pengamat: Penyesuaian harga BBM bisa kurangi beban subsidi
Baca juga: Legislator Maluku: Bansos pengalihan subsidi BBM ringankan ekonomi rakyat
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Konsumsi BBM di kota Ternate dalam sehari menghabiskan sebanyak 60 KL (kiloliter) khusus Pertalite, masih sama dengan Pertamax, karena menyesuaikan dengan permintaan setelah adanya kenaikan harga BBM," kata Sales Branch Maneger (SBM) PT Pertamina Ternate, Gatot Subroto di Ternate, Sabtu.
Gatot menyebut, terkait dengan masalah penjualan BBM melalui pengecer yang sering dikeluhkan, maka pihaknya telah meminta kepada pemerintah dan aparat keamanan, karena filter SPBU tidak melayani jerigen tanpa ada rekomendasi.
Sehingga, dirinya mengingatkan kepada SPBU atau operator SPBU agar tidak melayani pembelian menggunakan jerigen dan pembelian oleh pengecer dengan menggunakan alat modifikasi kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Jika ada kenaikan harga BBM atau penurunan, Kita dari Pertamina hanya mengikuti saja, dan untuk rencana kenaikan sampai saat ini belum ada, kita juga masih menunggu," kata Gatot.
Baca juga: Ratusan personel Polres Ternate disiagakan dalam aksi demo BBM
Sementara untuk penetapan kenaikan harga BBM ini berdasarkan pengumuman yang disampaikan Presiden Joko Widodo terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax. Harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9) pukul 14.30.
Untuk harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, harga solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter
Dirinya menyebut, untuk kenaikan harga BBM ini, Pertamina hanya sebagai Operator dan untuk menjalankan kebijakan itu adalah Pemerintah.
Sementara itu, berdasarkan pantauan di lapangan, tidak terlihat antrean panjang di SPBU tersebar di Kota Ternate setelah pemerintah umumkan kenaikan harga BBM.
Salah seorang pengendara roda dua di Kota Ternate, Aswad Rasaha ketika dihubungi berharap agar pemerintah bersama anggota kepolisian agar melakukan pengawasan, terutama di SPBU agar tidak menjual BBM yang menggunakan jerigen ataupun mobil modifikasi, sehingga para pengendara leluasa mendapatkan BBM di SPBU.
Baca juga: Pengamat: Penyesuaian harga BBM bisa kurangi beban subsidi
Baca juga: Legislator Maluku: Bansos pengalihan subsidi BBM ringankan ekonomi rakyat
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022