Dinas Pertanian Provinsi Maluku meningkatkan koordinasi untuk pembangunan embung di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) yang dijanjikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengunjungi daerah perbatasan dengan Timor Leste itu pada 15 September 2022.

"Kami sementara berkoordinasi dengan Dinas PUPR Maluku maupun Kabupaten MBD untuk menindaklanjuti janji Bapak Presiden kepada peternak kerbau Moa di kabupaten MBD," kata Kepala Dinas Pertanian Maluku Ilham Tauda, di Ambon, Kamis.

Presiden Jokowi saat berkunjung di Kabupaten Maluku Barat Daya pada 15 September berkesempatan bertemu dan berdialog dengan peternakan kerbau moa di Desa Werwaru, Pulau Moa, MBD. 

Baca juga: Presiden Jokowi jawab peternak kerbau di Pulau Moa Maluku Barat Daya, langsung bangun embung air

Dalam pertemuan itu Presiden memerintahkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk membangun embung guna mengatasi kekurangan air akibat masalah kekeringan berkepanjangan yang terjadi di kabupaten tersebut.

Embung tersebut dibutuhkan selain untuk memenuhi kebutuhan minum ternak kerban Moa juga menjadi kubangan tempat kerbau berendam.

Para peternak kerbau di Desa Werwaru mengaku kepada Presiden bahwa ternak mereka banyak yang mati, bahkan jumlahnya mencapai ribuan dalam setahun, disebabkan karena perubahan iklim, terutama musim kemarau yang mencapai lebih dari delapan bulan.

Ilham menegaskan, kerbau Moa merupakan salah satu ternak yang ditetapkan pemerintah sebagai plasma nuftah di Indonesia. Kerbau Moa tergolong hewan yang tahan hidup di lingkungan ekosistem kering dan gersang maupun dengan tingkat kekeringan ekstrem.

Ilham yang didampingi Kabid Peternakan dan kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Maluku Fahmi Yusuf, mengatakan, Presiden telah menjanjikan membangun 11 embung di Pulau Moa, atau satu desa satu embung untuk membantu para peternak di 11 desa di Pulau itu mengembangkan kerbau Moa.
Kadis Pertanian Maluku Ilham Tauda (kedua kiri) bersama paternak kerbau Moa di Desa Werwaru, Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), pertengahan September 2022. (HO/Setpres)

Saat ini menurut dia, hanya ada satu embung yang fungsional sebagai tempat minum dan berendam ratusan ekor kerbau yang digembalakan peternak di Pulau Moa. "Luasnya sekira 15x15 meter persegi dan mampu menampung 200 hingga 300 ekor kerbau moa untuk berendam," katanya.

Walaupun merupakan plasma nuftah yang mampu bertahan di tengah cuaca panas ekstrem, namun jika terjadi musim kemarau berkepanjangan, maka turut mengancam kelestarian ternak ruminansia Indonesia itu.

"Meskipun secara ekosistem kerbau Moa tahan hidup di tempat kering dan ekstrem, tetapi jika musim kering berkepanjangan, maka tidak ada tempat untuk kerbau berendam mendinginkan dirinya, maka akan mengancam kelestarian kerbau moa," katanya.

Menurut Ilham, tim Kementerian PUPR telah turun ke Pulau Moa untuk melakukan survei lokasi pembangunan embung dan menentukan titik air yang dibutuhkan.

"Mudah-mudahan pembangunan embung-embung ini dapat segera dilakukan, sehingga kelestarian plasma nuftah ini tetap terjaga dan menjadi sumber pendapatan bagi para peternak di Pulau Moa," katanya.

Baca juga: DPRD Maluku minta perbanyak penyaluran bantuan embung untuk Gapoktan

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022