Harga emas turun tipis pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena aksi ambil untung setelah melonjak menyusul serangan rudal buatan Rusia di wilayah Polandia yang meningkatkan kekhawatiran eskalasi dipimpin NATO dalam konflik Ukraina serta setelah reli kuat berhari-hari.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, menyusut satu dolar AS atau 0,06 persen menjadi ditutup pada 1.775,80 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan kisaran teratas sesi 1.788,20 dolar AS dan terendah di 1.773,40 dolar AS.
Emas berjangka turun tipis 0,10 dolar AS atau 0,01 persen menjadi 1.776,80 dolar AS pada Selasa (15/11/2022), setelah terdongkrak 7,50 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.776,90 dolar AS pada Senin (14/11/2022), dan menguat 15,70 dolar AS atau 0,9 persen menjadi 1.769,40 dolar AS pada Jumat (11/11/2022).
Baca juga: Harga emas turun 0,10 dolar, hentikan reli tiga hari berturut-turut
Permintaan untuk aset-aset safe haven tradisional emas meningkat setelah rudal buatan Rusia jatuh di bagian timur Polandia dan menewaskan dua orang.
Insiden itu menandai pertama kalinya senjata Rusia menghantam wilayah NATO, dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan itu sebagai "eskalasi perang yang sangat signifikan".
Baca juga: Harga emas menguat 7,50 dolar didorong komentar pejabat Fed
Para anggota NATO mengatakan mereka sedang meninjau insiden itu, dan memperingatkan konsekuensi atas serangan itu jika memang disengaja.
Harga emas melonjak ke level tertinggi dua tahun selama hari-hari awal invasi Rusia ke Ukraina awal tahun ini. Eskalasi konflik berpotensi menaikkan harga logam kuning lagi.
Pelemahan dolar juga menopang harga emas, setelah data menunjukkan inflasi produsen AS mencapai level terendah 14 bulan pada Oktober. Data tersebut, ditambah dengan data inflasi konsumen yang lebih lemah dari perkiraan yang dirilis minggu lalu, meningkatkan ekspektasi bahwa inflasi AS telah mereda.
Baca juga: Harga emas naik didorong data inflasi AS yang lebih kecil dari perkiraan
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, menyusut satu dolar AS atau 0,06 persen menjadi ditutup pada 1.775,80 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan kisaran teratas sesi 1.788,20 dolar AS dan terendah di 1.773,40 dolar AS.
Emas berjangka turun tipis 0,10 dolar AS atau 0,01 persen menjadi 1.776,80 dolar AS pada Selasa (15/11/2022), setelah terdongkrak 7,50 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.776,90 dolar AS pada Senin (14/11/2022), dan menguat 15,70 dolar AS atau 0,9 persen menjadi 1.769,40 dolar AS pada Jumat (11/11/2022).
Baca juga: Harga emas turun 0,10 dolar, hentikan reli tiga hari berturut-turut
Permintaan untuk aset-aset safe haven tradisional emas meningkat setelah rudal buatan Rusia jatuh di bagian timur Polandia dan menewaskan dua orang.
Insiden itu menandai pertama kalinya senjata Rusia menghantam wilayah NATO, dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan itu sebagai "eskalasi perang yang sangat signifikan".
Baca juga: Harga emas menguat 7,50 dolar didorong komentar pejabat Fed
Para anggota NATO mengatakan mereka sedang meninjau insiden itu, dan memperingatkan konsekuensi atas serangan itu jika memang disengaja.
Harga emas melonjak ke level tertinggi dua tahun selama hari-hari awal invasi Rusia ke Ukraina awal tahun ini. Eskalasi konflik berpotensi menaikkan harga logam kuning lagi.
Pelemahan dolar juga menopang harga emas, setelah data menunjukkan inflasi produsen AS mencapai level terendah 14 bulan pada Oktober. Data tersebut, ditambah dengan data inflasi konsumen yang lebih lemah dari perkiraan yang dirilis minggu lalu, meningkatkan ekspektasi bahwa inflasi AS telah mereda.
Baca juga: Harga emas naik didorong data inflasi AS yang lebih kecil dari perkiraan
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022