Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon mendorong pemerintah Kota Ambon, Provinsi Maluku, untuk mempertahankan status sebagai kota musik atau "Ambon City Of Music" dari UNESCO. 

“Sejak Oktober 2019 ketika Ambon ditetapkan sebagai kota musik itu sampai dengan 2023 nantinya, kita pemkot harus berusaha mempertahankan statusnya itu,” kata Ketua Komisi I DPRD Kota Ambon Christianto Laturiuw di Ambon, Senin. 

Menurut Christianto, untuk mempertahankan status kota musik tersebut, harus ada pengembangan kreatifitas anak-anak muda atau kaum milenial terkait dengan musik itu sendiri. 

Baca juga: AMO - ITB latih guru di Ambon metode STEM

“Harus dibuka ruang yang sebesar-besarnya. Kita tidak boleh hanya menyandang status sebagai kota musik, tetapi justru, hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan musik itu justru tidak diberikan ruang,” ujarnya. 

Ia meminta kepada pemerintah kota agar memperhatikan program-program musik di tahun 2023 dengan serius agar dapat mengarah kepada upaya untuk bisa mempertahankan status kota musik.  “Setidak-tidaknya harus ada kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan musik itu untuk seluruh komunitas pada jajaran mana pun harus diperhatikan,” pinta Laturiuw. 

Direktur Ambon Music Office (AMO) Rony Loppies mengatakan, kota musik bukan hanya sekadar acara besar berupa konser. 

“Ambon bukan seni pertunjukan musik, Ambon adalah Kota Musik, dalam konteks apa, lengkapnya adalah kota kreatif berbasis musik di bawah UNESCO,” katanya. 

Baca juga: AMO paparkan program Sound of Green di Korea Selatan

Rony mengaku, pengembangan musik akan selalu dikembangkan di Kota Ambon.  Salah satunya yang telah dilakukan adalah dengan penyediaan kurikulum musik binaan AMO.  “Ini masuk pada pendidikan dasar, pembentukan karakter manusia. Musik kita tidak hanya tentang ‘event’, lebih dari itu,” ujarnya. 

Menurutnya, AMO juga sangat terbuka kepada semua komunitas musik di Ambon, beberapa studio seperti di Universitas Pattimura, dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon adalah bentuk kepedulian AMO terhadap kreatifitas anak-anak muda. 

“Kami sangat terbuka, ada studio, ada fasilitasnya, pakai dengan optimal. Event di Ambon ada, tapi lebih ke memperkenalkan budaya kita. Jadi komunitas-komunitas ini harus hidup, berkreasi,” terangnya. 

Ia menambahkan, bentuk upaya AMO dalam mempertahankan status kota musik adalah dengan membangun ekosistem, baik secara lokal, nasional, hingga internasional.  “Saya sudah beberapa kali keluar negeri, diundang sebagai pembicara, dan apa yang saya sampaikan di sana adalah soal Ambon kota musik dunia, dengan ini ekosistem kita terbangun. Ini yang perlu kita jaga, supaya berlanjut,” ungkap Rony.

Baca juga: Ambon bangun jejaring dengan kota kreatif UNESCO

Pewarta: Winda Herman

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022