Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat nilai tukar petani (NTP) pada Februari 2023 sebesar 103,10 atau turun  0,28 persen dibanding Januari 2023  yang tercatat sebesar 103,39.

"Penurunan NTP disebabkan oleh indeks harga  hasil produksi pertanian  yang tercatat meningkat sebesar 0,25 persen dan peningkatan indeks harga  yang dibayar petani  melampaui  sebesar 0,53 persen," kata Kepala BPS Provinsi Maluku Asep Riyadi  di Ambon, Senin.

Ia memaparkan tercatat dua subsektor yang mengalami  penurunan NTP, yaitu subsektor tanaman pangan  -1,59 persen, dan subsektor hortikultura  -2,81 persen. 

Sedangkan  tiga subsektor lainnya mengalami peningkatan NTP, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,64 persen, subsektor peternakan  0,27 persen,  dan subsektor perikanan 1,14 persen.

Pada Februari 2023 Provinsi Maluku berada pada urutan  ke-25 dari 34 provinsi  dengan NTP sebesar 103,10. NTP tertinggi terjadi  di Provinsi  Riau sebesar 154,52, sementara NTP terendah  terjadi di Provinsi Nusa Tenggara  Timur sebesar 95,70.

Indeks NTP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani  terhadap indeks harga yang dibayar petani. NTP juga menunjukkan daya tukar dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Pada sisi lain Februari 2023 terjadi peningkatan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,57 persen. 

Peningkatan IKRT ini  disebabkan oleh naiknya  IKRT pada tujuh  kelompok pengeluaran, yaitu kelompok pengeluaran  makanan, minuman, dan tembakau,  0,76 persen, kelompok pakian dan alas kaki  0,08 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,18 persen, kelompok kesehatan 0,52 persen, kelompok transportasi 0,08 persen,  kelompok penyediaan makan dan minuman/restoran 0,08 persen,  dan kelompok peralatan pribadi  dan jasa lainnya 0,68 persen.

Sedangkan nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) naik sebesar 0,16 persen dibandingkan Januari 2023. Tiga subsektor mengalami peningkatan  NTUP. Peingkatan tertinggi terjadi pada dua subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,39 persen.

Pewarta: John Soplanit

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023