Ambon (Antara Maluku) - Kapolres Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKBP Soeharwiyono meminta dukungan masyarakat daerah ini dalam upaya memerangi aksi teror yang meresahkan.

"Kita terus berupaya keras memerangi provokator dengan berbagai macam kegiatannya, seperti teror bom dan SMS prokatif. Karena itu, kita minta masyarakat mendukung dengan memberikan informasi yang bermanfaat bagi aparat untuk melakukan pengusutan," kata Kapolres kepada wartawan di Ambon, Selasa.  

"Kita tetap berupaya agar peristiwa ledakan bom maupun SMS (pesan singkat) prokotif dapat dihentikan, termasuk melalui cara memberikan pemahaman kepada masyarakat, terutama yang punya pikiran negatif agar menghentikan niat jahat mereka," katanya.

Menurut Kapolres, aparat intelijen saat ini sedang bekerja mengusut pelaku peledakan bom yang terjadi di kota Ambon beberapa bulan terakhir.

"Saya berharap masyarakat yang punya ide-ide negatif untuk sadar bahwa tindakannya itu tidak pantas dilakukan, karena hanya akan menimbulkan kesengsaraan bagi banyak orang," ujarnya.

Dikatakan, perbuatan para provokator itu tidak hanya berdampak buruk bagi kota Ambon sebagai ibu Kota Provinsi Maluku, tapi juga seluruh kabbupaten/kota di provinsi ini.

"Maluku menjadi tidak aman untuk dikunjungi orang dari luar. Rasa tidak aman ini akan membuat wisatawan maupun investor tidak berani masuk ke Maluku," kata Kapolres Soeharwiyono.

Untuk mengantisipasi semua itu, katanya, kepolisian telah melakukan beberapa hal termasuk deteksi aksi teror secara dini  dengan penempatan personil di titik-titik yang dianggap rawan, dan penegakan hukum.

"Kita juga akan melakukan sweeping pada malam hari secara insidentil dengan lokasi yang berpindah-pindah. Saya juga minta dukungan semua pihak agar ruang gerak provokator bisa dicegah dan pelakunya ditangkap," kata Kapolres.

            Sejak kerusuhan 11 September 2011, setidaknya sudah terjadi empat kasus teror bom, selain beredarnya SMS yang meresahkan masyarakat kota Ambon.

Pewarta: Stefano Lilinger

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011