Pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan komitmen mengantisipasi terjadinya krisis energi listrik lewat program bauran Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Upaya ini dilakukan lewat program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Energi Baru Terbarukan (EBT) on-grid berdasarkan pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2021-2030, termasuk PLTS terapung," kata Koordinator Investasi dan Kerja sama, Direktorat Aneka Energi Baru Terbarukan Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Praptono Adhi Sulistomo Praptono pada kegiatan sosialisasi PLTS Atap di Ambon, Selasa.
Sosialisasi PLTS Atap (rooftop) ini diselenggarakan oleh New Zeland-Maluku access to renewable energy support (NZ-Mates).
Selain PLT EBT on-grid, juga diimplementasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, program konversi pembangkit listrik tenaga diesel menjadi PLT EBT atau PLT Gas sebagai transisi, mandatori B35, serta Co-Firing Biomassa pada PLTU.
"Pemerintah terus mendorong penggunaan EBT demi mengurangi dampak pemanasan global akibat efek rumah kaca melalui gerakan sejuta PLTS Atap baik untuk gedung pemerintah, rumah tangga, hingga industri yang strategi dan masif untuk mendorong target 23 persen bauran EBT," ucap Praptono yang mengikuti sosialisasi tersebut secara virtual.
Sejalan dengan itu Plh Kadis ESDM Maluku Said Latupono yang membuka kegiatan ini menyambut baik pelaksanaan sosialisasi yang diselenggarakan oleh NZ-Mates karena merupakan salah satu mitra kerjasama Pemprov Maluku untuk penyerapan energi terbarukan yang andal dan terjangkau.
Karena langkah ini sesuai dengan program pemerintah dalam mendorong pemanfaatan energi terbarukan yaitu gerakan sejuta PLTS atap untuk gedung pemerintah, sosial, rumah tangga, serta industri.
Untuk Maluku sendiri, program PLTS atap sudah mulai diperkenalkan sejak 2020 melalui Dirjen EBTKE Kementerian ESDM dan dalam tahun itu telah terpasang PLTS atap dengan total daya sebesar 190 KWp pada enam gedung milik pemerintah daerah.
Kemudian pada 2022 juga telah terpasang di dua unit gedung pemerintah dengan total daya 50 KWp.
Selain yang dibangun Kementerian ESDM, program NZ-Mates juga sudah membangun satu unit laboratorium PLTS Atap di Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.
Dampak dari pemanfaatannya membantu sekali, terutama pada tagihan bulanan listrik PLN menurun hingga 40 persen sesuai hasil evaluasi Dinas ESDM Maluku.
"Dengan memasang PLTS Atap maka kita juga berkontribusi dalam pemanfaatan dan pengelolaan energi modern, yakni sumber daya energi terbarukan yang tidak pernah akan habis," katanya.
Sebab sumber daya energi fosil atau konvensional berupa minyak bumi Indonesia diperkirakan akan habis antara 10 hingga 15 tahun ke depan, maka perlu beralih ke energi modern yang merupakan langkah strategis untuk ketahanan energi saat ini.
Sementara Manajer Program NZ-Mates Maluku Safitri Yanti Baharudin mengatakan, Indonesia memiliki target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 32 persen hingga 41 persen pada 2030.
Kesungguhan dan keseriusan pemerintah dalam mempercepat pemanfaatan EBT ditempuh melalui transisi energi yang berkeadilan untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau bahkan lebih cepat dari yang ditargetkan.
Sehingga salah satu upayanya adalah pemanfaatan PLTS Atap secara masih, baik pada sektor rumah tangga, pariwisata, kesehatan, industri, maupun bangunan komersial dan sosial.
"Maka sejak 2018, NZ-Mates bermitra erat dengan Pemprov Maluku, Bappeda, Dinas ESDM, PLN UIW Maluku-Maluku Utara dan institusi pendidikan seperti Unpatti Ambon serta Politeknik Negeri Ambon," jelas Safitri.
Tujuan dari program NZ-Mates sendiri adalah meningkatkan penyerapan energi yang terbarukan, andal, dan terjangkau di Maluku.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Upaya ini dilakukan lewat program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Energi Baru Terbarukan (EBT) on-grid berdasarkan pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2021-2030, termasuk PLTS terapung," kata Koordinator Investasi dan Kerja sama, Direktorat Aneka Energi Baru Terbarukan Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Praptono Adhi Sulistomo Praptono pada kegiatan sosialisasi PLTS Atap di Ambon, Selasa.
Sosialisasi PLTS Atap (rooftop) ini diselenggarakan oleh New Zeland-Maluku access to renewable energy support (NZ-Mates).
Selain PLT EBT on-grid, juga diimplementasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, program konversi pembangkit listrik tenaga diesel menjadi PLT EBT atau PLT Gas sebagai transisi, mandatori B35, serta Co-Firing Biomassa pada PLTU.
"Pemerintah terus mendorong penggunaan EBT demi mengurangi dampak pemanasan global akibat efek rumah kaca melalui gerakan sejuta PLTS Atap baik untuk gedung pemerintah, rumah tangga, hingga industri yang strategi dan masif untuk mendorong target 23 persen bauran EBT," ucap Praptono yang mengikuti sosialisasi tersebut secara virtual.
Sejalan dengan itu Plh Kadis ESDM Maluku Said Latupono yang membuka kegiatan ini menyambut baik pelaksanaan sosialisasi yang diselenggarakan oleh NZ-Mates karena merupakan salah satu mitra kerjasama Pemprov Maluku untuk penyerapan energi terbarukan yang andal dan terjangkau.
Karena langkah ini sesuai dengan program pemerintah dalam mendorong pemanfaatan energi terbarukan yaitu gerakan sejuta PLTS atap untuk gedung pemerintah, sosial, rumah tangga, serta industri.
Untuk Maluku sendiri, program PLTS atap sudah mulai diperkenalkan sejak 2020 melalui Dirjen EBTKE Kementerian ESDM dan dalam tahun itu telah terpasang PLTS atap dengan total daya sebesar 190 KWp pada enam gedung milik pemerintah daerah.
Kemudian pada 2022 juga telah terpasang di dua unit gedung pemerintah dengan total daya 50 KWp.
Selain yang dibangun Kementerian ESDM, program NZ-Mates juga sudah membangun satu unit laboratorium PLTS Atap di Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.
Dampak dari pemanfaatannya membantu sekali, terutama pada tagihan bulanan listrik PLN menurun hingga 40 persen sesuai hasil evaluasi Dinas ESDM Maluku.
"Dengan memasang PLTS Atap maka kita juga berkontribusi dalam pemanfaatan dan pengelolaan energi modern, yakni sumber daya energi terbarukan yang tidak pernah akan habis," katanya.
Sebab sumber daya energi fosil atau konvensional berupa minyak bumi Indonesia diperkirakan akan habis antara 10 hingga 15 tahun ke depan, maka perlu beralih ke energi modern yang merupakan langkah strategis untuk ketahanan energi saat ini.
Sementara Manajer Program NZ-Mates Maluku Safitri Yanti Baharudin mengatakan, Indonesia memiliki target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 32 persen hingga 41 persen pada 2030.
Kesungguhan dan keseriusan pemerintah dalam mempercepat pemanfaatan EBT ditempuh melalui transisi energi yang berkeadilan untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau bahkan lebih cepat dari yang ditargetkan.
Sehingga salah satu upayanya adalah pemanfaatan PLTS Atap secara masih, baik pada sektor rumah tangga, pariwisata, kesehatan, industri, maupun bangunan komersial dan sosial.
"Maka sejak 2018, NZ-Mates bermitra erat dengan Pemprov Maluku, Bappeda, Dinas ESDM, PLN UIW Maluku-Maluku Utara dan institusi pendidikan seperti Unpatti Ambon serta Politeknik Negeri Ambon," jelas Safitri.
Tujuan dari program NZ-Mates sendiri adalah meningkatkan penyerapan energi yang terbarukan, andal, dan terjangkau di Maluku.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023