Ternate (Antara Maluku) - Provinsi Maluku Utara (Malut) masih tertutup bagi masuknya unggas besar dalam keadaan hidup dari provinsi lain, untuk mengantisipasi masuknya virus flu burung di daerah berpenduduk 1,4 juta jiwa ini.

"Malut merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang masih bebas flu burung. Kami akan mempertahankan status ini dengan cara tetap menolak masuknya unggas besar dari provinsi lain," kata Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian Malut Halik Pora di Ternate, Selasa.

Malut menerapkan larangan masuknya unggas besar ke daerah ini sejak 2007 yakni setelah Gubernur Malut Thaib Armaiyn mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 30 tahun 2007 yang melarang masuknya unggas besar dalam keadaan hidup di daerah ini guna mencegah masuknya virus flu burung.

Ia mengatakan, unggas yang diizinkan masuk ke Malut hanya berupa DOC (anak ayam berumur sehari) untuk kebutuhan pengembangan peternakan ayam ras pedaging dan petelur di daerah ini, tapi itu pun harus melalui prosedur yang ketat.

Selain itu, yang diizinkan masuk adalah unggas dalam keadaan beku misalnya daging ayam potong, tapi ini juga harus melalui prosedur yang ketat, karena tidak tertutup kemungkinan daging ayam potong itu telah terkontaminasi dengan virus flu burung atau penyakit lainnya.

"Kemungkinan masuknya virus flu burung di Malut sebenarnya sangat besar, karena merupakan titik persinggahan dari lalu lintas laut dari dua daerah yang telah terserang virus flu burung yakni Manado, Sulawesi Utara, dan Sorong, Papua barat," katanya.

Oleh karena itu, semua instansi terkait di Malut melakukan pengawasan secara ketat pada semua pelabuhan yang disinggahi oleh kapal dari kedua daerah itu, karena tidak jarang ada penumpang yang turun di Malut membawa unggas besar seperti ayam.

Di pelabuhan Ahmad Yani Ternate misalnya, kata Halik, petugas terkait telah berulang kali mengamankan ayam yang dibawa penumpang dari Manado. Ayam-ayam itu umumnya jenis ayam bangkok dan ayam filipina untuk ayam aduan.

Pengawasan secara ketat juga dilakukan di semua bandara di Malut, terutama di Bandara Babullah Ternate yang merupakan pintu masuk utama di Malut. Unggas yang biasa dibawa melalui transportasi udara adalah jenis burung piaraan.

"Kami sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak terkait di Malut untuk bersama-sama mengawasi kemungkinan masuknya unggas besar dari luar Malut agar daerah ini tetap terbebas dari penyebaran virus flu burung," katanya.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011