Komunitas Ita Nai Seram Bagian Timur (SBT) Provinsi Maluku berupaya mempertahankan budaya yang dianggap hampir hilang karena masuknya perilaku modern di SBT. 

Hal ini menyusul digelarnya pentas budaya Seram Timur untuk memperkenalkan lokomotif budaya, berlangsung di Poka, Ambon, Minggu malam.  

“Lebih spesifik kita buat kegiatan ini karena memang keterpanggilan hati  terkait kita punya ketimpangan budaya yang semakin hari semakin hilang di tengah-tengah masyarakat yang sudah semakin modern,” kata Pemuda SBT,  Wanjou lating Gurium, di Ambon, Senin. 

Ia mengaku, sangat prihatin karena di SBT, budaya yang sudah biasa dilakukan, kini kadang dianggap tidak lagi penting. Oleh karena itu, dibuatnya kegiatan ini agar dipertemukannya pemuda SBT, mengenang kembali budaya yang diberikan leluhur. 

“Kita persatukan mereka pada pentas ini, untuk mempererat hubungan kita, dengan bagaimana kita mau kembali menjaga budaya,” ujarnya. 

Wanjou menyebutkan, salah satu budaya yang hampir hilang adalah budaya rutinitas mengirim doa kepada leluhur setiap malam Jumat. Sayangnya, hal itu kini dianggap takhayul oleh pemuda-pemuda SBT.

“Di sini kita ingin memposisikan budaya yang tadinya orang pandang bahwa budaya itu sesuatu yang terbelakang, atau kuno, menjadi satu hal yang benar-benar mampu bertahan di tengah-tengah masyarakat modern,” ungkap Wanjou. 

Ia berharap, ke depannya generasi muda terutama dari kalangan SBT, Maluku, mampu mempertahankan budayanya. Karena itulah yang menjadi identitas diri.

“Karena memang kalau bukan kita yang menjaga budaya kita, siapa lagi. Kalau kita sendiri hilangkan identitas kita, tidak ada orang lain yang akan menggantikannya,” ucapnya.

Diketahui, ada sejumlah penampilan yang ditampilkan pada pentas budaya yakni, tarian wandan kultur, hadrah pemuda SBT, musik, dan puisi.

Pewarta: Winda Herman

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023