Ternate (Antara Maluku) - Pemerintah Kota Ternate Provinsi Maluku Utara (Malut) akan segera mencari lahan perumahan bagi korban banjir lahar dingin letusan Gunung Gamalama.

"Para korban banjir lahar dingin yang tak memiliki rumah tersebut akan kami relokasi ke tempat lain. Kami akan mencari lahan untuk relokasi itu, sekaligus menyediakan rumahnya," kata Wakil Wali Kota Ternate, Arifin Djafar, di Ternate, Senin.

Sebanyak 50 KK korban banjir lahar dingin letusan Gunung Gamalama yang  rumahnya hancur, kini ditampung di aula Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Ternate, sedangkan 3.173 jiwa korban lainnya sudah dipulangkan ke rumah masing-masing.

Menurut dia, lokasi rumah ke-50 KK korban banjir lahar dingin memang tak layak lagi untuk dijadikan tempat tinggal, karena berada di bantaran kali yang rawan diterjang banjir.

Keputusan Pemkot Ternate merelokasi mereka ke tempat lain telah disampaikan kepada para korban banjir itu.

"Untuk itu, kami akan melakukan lobi ke pemerintah pusat terkait pengalokasian anggaran bagi relokasi para korban banjir lahar dingin tersebut," katanya.

Banjir lahar dingin letusan Gunung Gamalama tersebut merupakan bencana, jadi pemerintah pusat berkewajiban untuk membantu dalam penanganannya, terutama dalam hal penyediaan anggaran.

Pemkot masih mencari lahan yang tepat untuk merelokasi ke-50 KK korban banjir lahar dingin tersebut, tapi masalahnya mencari lahan di Ternate tidak mudah, karena kota ini merupakan daerah kecil.

Selain itu, Pemkot Ternate masih menunggu kucuran anggaran dari pemerintah pusat untuk merelokasi korban banjir lahar dingin tersebut, termasuk penanganan kerusakan lainnya yang ditimbulkan bencana itu.

Pemkot Ternate telah mengusulkan anggaran sebesar Rp400 miliar untuk penanganan berbagai kerusakan akibat banjir lahar dingin letusan Gunung Gamalama tersebut.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012