Ambon (Antara Maluku) - Badan Koordinasi Keamanan Laut membangun sejumlah fasilitas untuk melakukan monitoring lalu lintas pelayaran sekaligus memperkuat pengamanan wilayah perairan di tanah air.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Bakorkamla RI, Laksdya TNI Didik Heru Purnomo, saat meresmikan Rescue Coordinating Center (RCC) di Kota Tual, provinsi Maluku, Kamis menyatakan berbagai sarana dan fasilitas yang dibangun itu memperkuat pengamanan dan menangani berbagai bentuk pelanggaran yang terjadi di wilayah perairan Indonesia.

Ia mengatakan, sebanyak 16 stasiun monitoring yang dibangun Bakorkamla, 10 di antaranya adalah stasiun RCC yang dibangun di Kota Tual, Aceh, Tanjung Balai Karimun, Tarakan, Kema-Bitung, Karangasem (Bali), Kupang, Ranai-Natuna, Lampu Satu (Merauke) dan Jayapura.

Selain itu, empat Maritime Rescue Coordinating Center (MRCC) di Teluk Mata Ikan-Batam, Manado, Ambon dan Bangka Belitung, serta dua Ground Station (GS) di Bangka-Belitung dan Manembo-nembo, Bitung (Sulawesi Utara).

RCC Bakorkamla yang dibangun itu juga dilengkapi dengan Radar, Automatic Identification System (AIS), Global Maritime Distress Safety System (GMDSS) Radio VHF, Camera Long Range Surveillance, Weather System dan CCTV.

"Dengan peralatan ini kapal-kapal yang melintas di wilayah perairan terutama di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dapat dideteksi oleh semua unit RCC yang telah dibangun dan diresmikan keberadaannya," katanya.

Ia berharap keberadaan berbagai fasilitas monitoring itu dapat menjadi salah satu sumber motifasi, inspirasi dan kekuatan dalam menjalin kerja sama, memadukan pola pikir serta tindakan dalam penanganan segala bentuk tindak pelanggaran dan kejahatan yang terjadi di laut.

"Khusus RCC yang dibangun di Tual, Merauke dan Jayapura diharapkan dapat berperan penting untuk mengamankan wilayah perairan Indonesai Timur yang termasuk dalam jalur ALKI III, termasuk menghimpun berbagai persoalan di bidang kemaritiman bersama pemangku kepentingan," ujar Didik Heru Purnomo.

Ia menegaskan letak ALKI III sebagai salah satu alur pelayaran dan perdagangan internasional menjadikan wilayah perairan yang ada di dalamnya sangat strategis dan bernilai ekonomis tinggi.

Kondisi ini pun menuntut kesiapan negara-negara disekitarnya termasuk Indonesia untuk menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran dari gangguan, pelanggaran hukum dan perusakan ekosistem dan lingkungan maritim, katanya.

Sehubungan dengan itu, dia mengharapkan sinergitas aparat penegak hukum serta pemangku kepentingan di pusat dan daerah dalam melakukan pengawasan, penegakkan hukum di laut khusus pada jalur ALKI III, dari berbagai ancaman tindak pelanggaran maupun kejahatan.

Pewarta: James F. Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012