Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku mencatat harga cabai keriting merah di Ambon mengalami kenaikan lima persen berdasarkan pantauan pada empat pasar tradisional di kota itu.
"Hasil pantauan petugas di empat pasar tradisional tercatat terjadi fluktuasi harga pada cabai merah naik dari Rp65.000 per kilogram menjadi Rp68.250 per kilogram," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (Kabid) Disperindag Provinsi Maluku Poli Jamlean di Ambon, Selasa.
Menurut dia hal ini disebabkan karena kurangnya pasokan dari sentra produksi, dan hanya mengandalkan sentra produksi lokal yakni dari Namlea, Pulau Buru, guna mengisi permintaan pasar.
Selain itu musim penghujan di wilayah Pulau Ambon dan sekitarnya turut mempengaruhi produksi komoditas cabai.
"Cabai rawit merah juga ikut bergerak naik dari Rp65.000 menjadi Rp68.250 per kilogram karena hanya dipasok dari petani lokal," katanya.
Komoditas lain yang bergerak naik yakni garam halus yang mengalami kenaikan hingga mencapai 23 persen, dari harga sebelumnya Rp12.000 per kilogram menjadi Rp14.750 per kilogram.
"Penyebab kenaikan harga menurut Menteri Perdagangan adalah kurangnya produksi garam lokal dibandingkan permintaan yang terus meningkat akibat cuaca ekstrem , curah hujan yang tinggi. Sementara impor garam untuk tahun ini tidak ada," ujarnya.
Untuk harga kebutuhan lain seperti beras juga masih normal seperti harga beras pulut Rp17.500 per kilogram , beras Tawon Rp14.500 per kilogram , beras Bulog Rp10.000 per kilogram , beras dua udang Rp13.000 per kilogram, beras Namlea, Pulau Buru Rp12.000 per kilogram, beras cap kuda terbang Rp13.000 per kilogram.
Sementara minyak goreng Kita Rp16.000 per liter, dan minyak goreng kemasan Rp23.000 per liter, gula pasir Rp15.000 per kilogram , Susu kental manis 390 gr Rp11.000 per kaleng, susu bubuk Rp12.000 per kaleng, terigu protein tinggi Rp15.000 per kilogram , terigu protein sedang Rp13.000 per kilogram.
Sedangkan untuk bawang merah maupun bawang putih masih normal yakni Rp45.000 per kilogram, dan Rp5.000 per tumpuk kecil karena pasokan dari sentra produksi seperti Enrekang, Sulawesi Selatan cukup lancar.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Hasil pantauan petugas di empat pasar tradisional tercatat terjadi fluktuasi harga pada cabai merah naik dari Rp65.000 per kilogram menjadi Rp68.250 per kilogram," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (Kabid) Disperindag Provinsi Maluku Poli Jamlean di Ambon, Selasa.
Menurut dia hal ini disebabkan karena kurangnya pasokan dari sentra produksi, dan hanya mengandalkan sentra produksi lokal yakni dari Namlea, Pulau Buru, guna mengisi permintaan pasar.
Selain itu musim penghujan di wilayah Pulau Ambon dan sekitarnya turut mempengaruhi produksi komoditas cabai.
"Cabai rawit merah juga ikut bergerak naik dari Rp65.000 menjadi Rp68.250 per kilogram karena hanya dipasok dari petani lokal," katanya.
Komoditas lain yang bergerak naik yakni garam halus yang mengalami kenaikan hingga mencapai 23 persen, dari harga sebelumnya Rp12.000 per kilogram menjadi Rp14.750 per kilogram.
"Penyebab kenaikan harga menurut Menteri Perdagangan adalah kurangnya produksi garam lokal dibandingkan permintaan yang terus meningkat akibat cuaca ekstrem , curah hujan yang tinggi. Sementara impor garam untuk tahun ini tidak ada," ujarnya.
Untuk harga kebutuhan lain seperti beras juga masih normal seperti harga beras pulut Rp17.500 per kilogram , beras Tawon Rp14.500 per kilogram , beras Bulog Rp10.000 per kilogram , beras dua udang Rp13.000 per kilogram, beras Namlea, Pulau Buru Rp12.000 per kilogram, beras cap kuda terbang Rp13.000 per kilogram.
Sementara minyak goreng Kita Rp16.000 per liter, dan minyak goreng kemasan Rp23.000 per liter, gula pasir Rp15.000 per kilogram , Susu kental manis 390 gr Rp11.000 per kaleng, susu bubuk Rp12.000 per kaleng, terigu protein tinggi Rp15.000 per kilogram , terigu protein sedang Rp13.000 per kilogram.
Sedangkan untuk bawang merah maupun bawang putih masih normal yakni Rp45.000 per kilogram, dan Rp5.000 per tumpuk kecil karena pasokan dari sentra produksi seperti Enrekang, Sulawesi Selatan cukup lancar.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023