Ternate (Antara Maluku) - Prosesi pemakaman Sultan Tidore H. Djafar Sjah Dano H. Yunus di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara (Malut), Sabtu siang, tampak sarat dengan ritual adat sebagaimana prosesi pemakaman para sultan terdahulu di daerah itu.

"Ritual adat dalam prosesi pemakaman Sultan Tidore tersebut semuanya mengacu pada nilai-nilai Islam, jadi tidak ada menyimpang dari syariat Islam," kata Kabag Humas dan Protokoler Pemkot Tidore Kepulauan, Abas Mahmud, Sabtu.

Sultan Djafar Sjah wafat pada usia 73 tahun di rumah sakit Husada Mangga Besar Jakarta Jumat (13/4) akibat penyakit liver yang dideritanya selama ini. Sultan yang dibawa dari Jakarta ke Tidore pada Sabtu pagi menggunakan pesawat udara melalui Bandara Babullah Ternate.

Menurut Abas Mahmud, Pemkot Tidore Kepulauan dan masyarakat di daerah itu, sangat kehilangan atas wafatnya sultan ke-36 di Tidore itu, karena selama ini sultan sangat memperhatikan kemajuan daerah dan kemimpinan masyarakat melalui peran kesultanan.

Oleh karena itu, Pemkot Tidore Kepulauan telah menginstruksikan kepada seluruh instansi di lingkup Pemkot serta masyarakat di daerah itu untuk menaikkan bendera setengah tiang selama tujuh hari sebagai tanda bergabung atas wafatnya Sultan Djafa Sjah.

Masyarakat Tidore juga menunjukkan rasa kehilangannya dengan berbondong-bondong datang ke Kedaton Kesultanan Tidore sesaat jenazah sultan yang memiliki tujuh putra-putri itu tiba di kedaton, untuk melayat sekaligus memberikan penghormatan terakhir, ujar Abas Mahmud.

Bagi masyarakat Tidore Kepulauan yang tak sempat melayat di kedaton, mereka berjejer disepanjang jalan yang dilewati iring-iringan mobil membawa jenazah Sultan Djafar Sjah mulai dari pelabuhan feri Rum ke Kedaton Kesultanan di Soa-Sio yang jaraknya 25 km.

Wali Kota Tidore Kepulauan Ahmad Mahifa mengaku ketika ia menjengung Sultan Djafar Sjah di rumah sakit Husada Mangga Besar Jakarta sempat menitip pesan kepadanya agar menjaga kesatuan dan kebersamaan masyarakat di Tidore Kepulauan serta menjaga kelangsungan adat.

Para pejabat di lingkup Pemprov Malut, seperti Gubernur Malut Thaib Armaiyn dan Wagub Gani Kasuba hadir pada pemakaman Sultan Djafar Sjah, begitu pula Sultan Ternate Mudhaffar Sjah serta utusan dari Kesultanan Jailolo dan Kesultanan Bacan.

Jenazah Sultan Tidore setibanya di Ternate sempat di semayamkan beberapa saat di Kedaton Kesultanan Ternate untuk menjalani sejumlah ritual adat sekaligus memberi kesempatan kepada para perangkat Kesultanan Ternate serta masyarakat setempat memberi penghormatan terakhir.

Sultan Ternate Mudhaffar Sjah yang memiliki hubungan kekerabatan dekat Sultan Tidore Djafar Sjah mengaku dirinya sangat kehilangan dengan figure seorang tokoh yang selama ini selalu menjadi mitranya dalam menyelesaikan berbagai permasalahan sosial di wilayah Malut.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012