Ambon (Antara Maluku) - Kepolisian daerah (Polda) Maluku tampaknya sedang mengerahkan segenap kemampuannya untuk mengungkap berbagai kasus teror bom, khususnya di Kota Ambon.

Buktinya, setelah sempat dituding "tidak mampu" oleh banyak pihak, Polda Maluku pada Senin (21/5) mengumumkan keberhasilan mereka meringkus enam tersangka pelaku teror bom pascabentrok antarwarga di kawasan Waihaong, 11 September 2011.

Tersangka masing-masing berinisial RM, SS, HTM, AW, AS, BM. Lima di antaranya diringkus di Kota Ambon sementara yang satu, BM, ditangkap di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan langsung digelandang kembali ke Polda Maluku.

Lebih dari itu, pada hari yang sama Kapolda Syarief Gunawan juga menyatakan aparat telah memeriksa 15 tersangka yang diduga kuat terlibat aksi provokasi dan memicu perang batu dan semburan minyak dan api antarwarga di kawasan Mardika-Batumerah tanggal 15 Mei 2012, saat berlangsung kirab Obor Pattimura dari Saparua menuju Taman Pattimura di jantung Kota Ambon.

Dalam insiden tersebut, sedikitnya 57 warga terluka baik ringan maupun berat. Para korban bukan hanya menderita luka akibat lemparan batu tetapi juga terjangan anak panah dan serpihan bom, yang saat ini masih diselidiki apakah barang rakitan atau bukan.

Upaya pengungkapan dua kasus kerusuhan antarwarga masyarakat itu agaknya memang menjadi prioritas utama Polda Maluku, mengingat beberapa pekan ke depan akan digelar perhelatan akbar Musabaqah Tilawatil Quran Ke-24 Tingkat Nasional, dijadwalkan berlangsung di Kota Ambon, mulai 8-19 Juni 2012.

"Dari 15 tersangka itu, tiga di antaranya diduga kuat sebagai pelaku. Tapi, penyelidikan masih terus dilakukan secara intensif," kata Kapolda,

Kerja keras Polda Maluku ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, penyelenggaraan MTQ Nasional selama ini selalu dibuka oleh Presiden dan ditutup oleh Wakil Presiden.

Dengan demikian, wajar saja bila Brigjen Pol. Syarief Gunawan dan jajarannya akan mempertaruhkan segala kemampuan yang dimiliki demi terciptanya keamanan dan ketentraman di Ibu kota Maluku, sebelum lomba membaca Al Quran yang akan diikuti oleh kontingen dari 34 provinsi di tanah air itu digelar.

Teroris masih berkeliaran

Insiden bentrok antarwarga yang mewarnai peringatan Hari Pattimura tahun ini dapat dikatakan sebuah pukulan keras bagi aparat keamanan di Kota Ambon.

Bagaimanapun, banyak orang berpendapat bahwa aparat telah kecolongan dan fungsi intelijen di daerah ini tidak berjalan normal.

Anggota DPD RI asal Maluku, John Pieries, seperti dikutip Harian Suara Maluku, Senin, bahkan mengatakan teroris masih berkeliaran di Pulau Ambon.

Dalam pandangan Pieries, insiden di kawasan Mardika-Batumerah merupakan perbuatan orang-orang terlatih yang dibayar oleh kekuatan-kekuatan lama (otak konflik Maluku 1999 dan 2001 - red).

Sehubungan itu, aparat keamanan dituntut benar-benar siaga penuh untuk secara dini mencegah "teroris" dan "penjahat kemanusiaan" yang ingin menghancurkan Maluku demi keuntungan pribadi dan kelompok.

Menurut Pieries, para penjahat itu menghendaki Maluku tetap rusuh agar praktik illegal fishing berjalan mulus, demikian pula jual beli senjata dan amunisi meskipun ribuan nyawa harus melayang karenanya.

Masyarakat harus bersatu

Insiden "Obor Pattimura Berdarah" telah membuka mata semua pihak bahwa Kota Ambon dan Maluku belum betul-betul aman.

Kesigapan aparat polisi dan TNI memang berhasil meredam bentrok antarwarga itu tidak berkembang menjadi perang sipil.

Namun demikian, peristiwa itu tak pelak membuat para pejabat, tokoh masyarakat, tokoh adat dan rohaniwan sama mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak terpancing isu-isu menyesatkan lalu melakukan perbuatan-perbuatan kontra-kemanusiaan.

Wakil Gubernur Maluku, Said Assaggaff yang juga Ketua Panitia Daerah untuk MTQ Nasional Ke-24 pun meminta masyarakat khususnya di Kota Ambon yang sangat heterogen untuk melawan para provokator.

"Oknum-oknum yang ingin mengacaukan itu hanya sedikit. Masa kita yang jauh lebih banyak harus kalah oleh mereka," katanya.

Assaggaff juga merujuk kesiapan umat nasrani dalam upaya ikut menyukseskan MTQ Nasional, termasuk kerelaan para pendeta untuk menyiapkan rumah-rumah pastori sebagai kediaman para peserta dan tamu MTQ yang tidak mendapatkan kamar hotel.

Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Suharsono juga menyatakan jajarannya siap membantu kepolisian dalam upaya menciptakan keamanan dan ketenteraman di Kota Ambon maupun Maluku secara keseluruhan.

Sementara itu, Kapolda Syarief Gunawan memastikan penyelidikan dan pemeriksaan para tersangka akan intensif dilakukan, dan dari sana diharapkan aktor-aktor intelektual, otak pemicu kerusuhan dan para penyandang dananya dapat sesegera mungkin dibekuk.

"Kami tidak diam. Selama ini kami terus bekerja," tandas Jenderal bintang satu ini, seolah menegaskan bahwa jajarannya punya kemampuan.

Pewarta: ANTARA

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012