Ambon (Antara Maluku) - Sudah saatnya warga Kota Ambon difasilitasi untuk bisa tinggal di rumah susun (Rusun), kata Brigjen TNI (Purn) John Petrus Pelupessy, saat mengunjungi warga masyarakat yang menjadi korban banjir di kawasan Skip, Kamis.

Mantan staf ahli Kasad itu menyatakan, warga Ibu Kota Maluku ini sebaiknya tidak lagi membangun rumah di daerah perbukitan yang rawan longsor maupun di bantaran kali atau sungai yang rawan banjir.

"Selama tiga tahun terakhir ini sudah banyak warga Kota Ambon yang menjadi korban bahkan meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor," katanya.

Karena itu, lanjutnya, pemerintah daerah harus segera memikirkan cara untuk membangun rumah susun di daerah yang aman dari ancaman bencana, dan memfasilitasi warga masyarakat untuk bisa menempatinya.

"Paling baik kalau rusun itu dibangun di daerah yang datar seperti di Passo dan Hative Besar," katanya.

Dalam kunjungannya, John Pelupessy yang kini bersiap maju dalam Pilkada Maluku 2013 itu menyerahkan bantuan beras dan mie instan kepada 61 KK (250 jiwa) pengungsi yang ditampung di posko banjir Rusuna Paldam (Peralatan Kodam) XVI Pattimura.

Butuh obat

Data di posko tersebut menyatakan jumlah pengungsi yang ditampung di rumah susun sederhana itu terdiri dari keluarga para aparat TNI dan warga sipil di kawasan Skip.

Hujan berintensitas tinggi yang mengguyur Kota dan Pulau Ambon sejak Senin (30/7) hingga Rabu (1/8) menyebabkan air di Kali Skip meluap dan menggenangi rumah penduduk di kawasan tersebut.

Menurut penjaga posko, Tri Yulianto, puncak luapan air dari Kali Skip terjadi pada Rabu sekitar pukul 12.00 WIT.

"Tiba-tiba saja banjir terjadi dan langsung menggenangi rumah penduduk hingga setinggi leher orang dewasa. Daerah ini memang sering banjir, tetapi tidak seperti yang terjadi sekarang ini," katanya.

Ia menambahkan, pada saat bersamaan ketika banjir melanda, terjadi hubungan arus pendek listrik di salah satu rumah asrama tentara.

"Korsleting itu langsung menimbulkan kebakaran di rumah tersebut dan merembet ke tujuh rumah lain yang bersebelahan tanpa bisa dicegah. Sebab semua warga sedang panik terkena banjir," katanya.

Menyinggung tentang bantuan yang dibutuhkan para pengungsi, Tri Yulianto menyatakan mereka sangat membutuhkan pakaian, makanan dan obat-obatan.

"Selain obat untuk penyakit diare, batuk dan pilek, di sini ada juga korban yang mengalami luka ringan," katanya.

Pewarta: ANTARA

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012