Ambon (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu mengingatkan adanya kemungkinan "danau" yang terbentuk akibat bencana longsor gunung Ulakhatu di desa Negeri Lima, kecamatan Leihitu, pulau Ambon pada 13 Juli 2012 bobol.

"Ancaman itu sewaktu-waktu bisa saja terjadi karena debit air setiap hari terus bertambah tinggi," kata Gubernur, di Ambon, Jumat.

Masyarakat Negeri Lima, lanjutnya, perlu waspada terutama karena hujan masih berlanjut kendati intensitasnya cenderung rendah. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun memprakirakan musim hujan terjadi hingga September 2012.

"Saat ini saja hujan dengan intensitas bervariasi masih mengguyur Maluku, terutama di pulau Ambon," katanya.

Gubernur menyatakan, Balai Sungai Wilayah Maluku melalui arahan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah memasang peralatan deteksi dini di sana untuk memantau perkembangan tinggi debit air dan mengantisipasi danau bobol.

"Pastinya perlu diwaspadai agar tidak terjadi musibah sebagaimana di dusun Mamua, desa Hila yang mengalami fenomena alam serupa, dimana hujan tiga berturut-turut pada 30 Juli-1 Agustus lalu (2012) mengakibatkan belasan rumah hanyut dan lebih dari 100 rusak berat sehingga harus direlokasi," katanya.

Tanggap darurat

Pelaksana harian (Plh) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Kifly Wakanno mengatakan,  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) siap menangani pekerjaan tanggap darurat terbentuknya "danau" tersebut.

Penanganan tanggap darurat yang dikerjakan Balai Sungai Wilayah Maluku yakni menyedot air dan memasang pipa-pipa di sekitar kemiringan.

"Jadi ini hasil survei tim BNPB sejak 11 Agustus selama sepekan dan koordinasi dengan Pemprov Maluku, menyusul hujan deras mengguyur sejumlah Kabupaten/ Kota di daerah ini pada 30 Juli - 1 Agustus 2012," ujarnya.

Hanya saja, untuk pengoperasian empat unit mesin pompa air harus memanfaatkan jasa helikopter karena lokasi sulit dijangkau untuk pengangkutan ke lokasi "danau" yang ketinggian airnya semakin bertambah.

BNPB sedang mengusahakan helikopter dari Manado maupun Makassar agar program tanggap darurat tersebut segera direalisasikan.

"Masyarakat setelah sosialisasi program tanggap darurat di Negeri Lima, maka 1 September masyarakat setempat telah mengangkat pipa-pipa ke lokasi 'danau' tersebut," kata Kifly.

Sedangkan program jangka panjang dibangun natural dam oleh Kementerian PU melalui Balai Sungai Wilayah Maluku.

Natural dam berfungsi antara lain untuk pembangkit listrik, irigasi sekaligus objek wisata.

Pewarta: Lexy Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012