Havana (Antara Maluku) - Marta Beatriz Roque, wanita berusia 67 tahun yang dijuluki "Wanita Baja" di antara penentang pemerintah Kuba, memulai aksi mogok makan pada Senin untuk memprotes kondisi yang dialami para penentang rezim komunis di negara pulau tersebut.

"Saya menyatakan aksi mogok makan" terhadap penanganan yang tidak bisa ditolerir dan dipertahankan oleh pemerintah Kuba terhadap kelompok oposisi, kata Roque kepada AFP.

Roque, seorang ekonom dan mantan profesor universitas yang memulai aktivitas oposisinya pada 1989, merupakan satu-satunya wanita di antara 75 aktivis yang ditahan dan dikenai hukuman penjara dalam penumpasan kelas atas pada 2003.

Ia dibebaskan pada 2004 karena alasan kesehatan.

Roque, yang menderita diabetes, mulai berpuasa di rumahnya di Havana dan mengatakan ia hanya akan meminum air dan tidak menerima bantuan dokter resmi jika ia mengalami penurunan gula darah mendadak, yang dikenal sebagai hypoglycemia.

"Saya perkirakan ini akan berlangsung selama 48 jam" sebelum menderita masalah kesehatan yang serius, kata Roque. "Biarkan semuanya terkuak sebagaimana mestinya."

Roque mengatakan 13 penentang lainnya akan memulai aksi protes yang serupa di bagian lain pulau tersebut.

Aksi Roque tersebut dilakukan untuk memprotes penangkapan berulang-ulang penentang di Kuba, serta kasus Jorge Vazquez Chaviano, seorang penentang yang dipenjara selama enam bulan terakhir kendati pengadilan membatalkan hukumannya.

Setiap bulan, polisi Kuba menahan ratusan penentang politik -- 521 pada Agustus, dan kemudian membebaskan mereka tanpa tuduhan, kadang-kadang setelah berjam-jam, atau kadang-kadang setelah berhari-hari, kata pemimpin dari penentang tersebut.

"Polisi politik meningkatkan level represi terhadap oposisi dan itu suatu hal yang tidak bisa kita biarkan," kata Roque.

Pemerintah Kuba mengklaim bahwa para penentang tersebut adalah "tentara bayaran" yang bekerja untuk pemeritah AS. (C005/M016)

Pewarta: AFP

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012