Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut) mengakui, kondisi infrastruktur pelabuhan yang belum representatif untuk digunakan sebagai fasilitas melakukan kegiatan ekspor ikan jenis tuna ke luar negeri.

"Memang, saat ini, fasilitas untuk mendorong ekspor berbagai komoditas ikan tuna dari Morotai ke luar negeri masih minim, karena kondisi pelabuhan dan fasilitas kontainer belum memenuhi standar," kata Kepala DKP Pulau Morotai, Yoppy J dihubungi dari Ternate, Minggu.

Dia mengatakan, Pulau Morotai masuk dalam kawasan Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T), namun kondisi aktivitas pelayaran belum seramai daerah lain, sehingga untuk mengekspor komoditas ikan tuna ke luar negeri harus dikirim ke Surabaya.

Oleh karena itu, dalam mendukung perekonomian di Pulau Morotai, terutama dalam pengelolaan ekspor ikan tuna, maka investasi dalam mendukung pengembangan komoditas ini sangat dibutuhkan, sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat dan nelayan setempat.

Ekspor ikan tuna ini di Pulau Morotai sendiri dilakukan melalui PT Harta Samudra, untuk langkah awal dilakukan ekspor sebanyak 300 ton ikan tuna dan akan dilihat perkembangannya, kalau tingginya permintaan, tentunya akan dilakukan penambahan 3-5 ton setiap pengangkutan

Sementara itu, Pemprov Malut mendukung upaya ekspor ikan tuna ke Negara Thailand yang difasilitasi Mitra Tuna Mandiri melakukan ekspor perdana potensi iikan jenis tuna.

Wakil Gubernur Malut, M Al Yasin Ali sebelumnya mengatakan, bisnis perikanan tuna sangatlah menggiurkan karena ikan tuna merupakan jenis ikan High Migratory dan menjadi primadona hingga mancanegara dan Indonesia sebagai negara penghasil tuna terbesar memiliki potensi besar merajai pasar tuna internasional.

Wakil Gubernur sendiri melakukan pelepasan ekspor ikan dipusatkan Pelabuhan Perikanan Bastiong Ternate melalui CV Mitra Tuna Mandiri (MTM) mengekspor ikan jenis tuna ke Thailand sebanyak 25 ton beberapa waktu lalu.

Selain itu, data internasional menunjukkan bahwa benih-benih tuna terbanyak ada di wilayah pulau Morotai, Halmahera Selatan dan sebagian wilayah Sula.

Sedangkan, untuk nilai ekonomi dari perdagangan produk perikanan tuna Indonesia sangat besar dan menjadi peluang yang dapat terus dimanfaatkan, namun tetap harus mengedepankan aspek keberlanjutan agar perikanan tuna terus menerus lestari.

"Saya juga akan terus membangun komunikasi dengan pemerintah pusat dan investor untuk meningkatkan volume ekspor ikan tuna asal Malut," ujar Wagub.

Oleh karena itu, Wakil Gubernur Malut berharap dengan adanya ekspor Perdana ini dapat memacu pelaku usaha atau UKM lainnya untuk lebih semangat dalam memasarkan produknya ke pasar internasional.

Sedangkan, Kantor Bea Cukai Ternate, terus mendorong pelaku usaha dan UMKM yang bergerak di bidang perikanan dan pertanian untuk terus meningkatkan produktifitas untuk di ekspor keluar negeri.

Kepala Bea Cukai Ternate menambahkan, pihaknya akan terus mendorong pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya melalui produktifitas perikanan dan pertanian untuk di ekspor ke luar negeri, tentunya bisa memberikan dampak peningkatan bagi pendapatan pelaku usaha tersebut.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Daniel


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023