Ambon (Antara Maluku) - Masyarakat di Maluku mengonsumsi sedikitnya 70,220 ton sagu pertahun, sementara jumlah produksi tepung sagu di daerah ini mencapai 888,025 ton pertahun.

"Konsumsi sagu masyarakat Maluku masih rendah" kata Kepala Bidang (Kabid) Ketersediaan dan Kerawanan Pangan BKP Maluku, Sophia Talla, di Ambon, Kamis.

Menurut dia, rendahnya jumlah konsumsi sagu disebabkan tingginya konsumsi beras 1,5 juta masyarakat Maluku yang mencapai 128 ribu ton pertahun.

Konsumsi sagu terbanyak di Maluku terdapat di Kabupaten Maluku Tengah, yakni 19,011 ton pertahun, sedangkan yang terendah di Kabupaten Maluku Barat Daya, 1,982 ton pertahun.

"Kebutuhan beras di Maluku mulai meningkat dengan adanya swasembada beras di Indonesia, tahun 1984. Hal ini juga menurunkan jumlah konsumsi sagu sebagai pangan pokok di sini," ucapnya.

Talla mengatakan, luas areal lahan sagu di Maluku sebanyak 51,146 hektare, merupakan hutan sagu yang tumbuh dengan sendiri, bukan hasil budidaya masyarakat.

Hutan sagu terbesar di Maluku berada di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), yakni 36,075 hektare dengan jumlah pohon sagu siap tebang mencapai 2,065,125 pohon pertahun, dan memiliki 1,542,375 pohon masak tebang/tahun.

Sedangkan produksi tepung sagu basah sebanyak 624,300 ton/hektare/tahun, dan produktivitas tepung sagu basah mencapai 16,44 ton/hektare/tahun.

"Masyarakat Maluku belum membudidayakan tanaman sagu, yang ada sekarang hanyalah hutan sagu yang belum dialih fungsi arealnya," katanya.

Talla menjelaskan, pihaknya belum memiliki data pasti mengenai luas areal lahan, produksi, dan produktivitas tanaman sagu di lima kabupaten/kota di Maluku, yakni Maluku Tenggara, Maluku Tenggara Barat, Kota Ambon, Kota Tual, dan Maluku Barat Daya.

"Kami mengumpulkan data sagu dari beberapa sumber, salah satunya dari Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku, tapi untuk lima kabupaten/kota ini, kami belum punya data yang valid," ujarnya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012