Jakarta (Antara Maluku) - Ahli kejiwaan dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Prof Dr Budi Anna Keliat, SKp, MAppSc mengatakan semua gangguan kejiwaan dapat disembuhkan dengan metode kasih sayang dan kepedulian dari tenaga perawat.

"Saya ini terlalu optimistis bahwa gangguan kejiwaan pasti bisa sembuh, jika ditangani dengan menggunakan metode kepedulian dan kasih sayang dari perawat. Ini yang perlu disebarkan media kepada masyarakat," katanya di Jakarta, Jumat.

Budi Anna yang pernah menjadi perawat di salah satu rumah sakit jiwa di Bogor itu menjelaskan, saat ini terdapat sedikitnya 1 juta orang dewasa yang mengalami gangguan kejiwaan dalam taraf berat. Sedangkan jumlah orang yang berisiko mengalami gangguan kejiwaan terdapat 11,6 persen dari total penduduk Indonesia.

Umumnya, kata dia, risiko gangguan kejiwaan terjadi pada masyarakat miskin, tidak bekerja, serta mengalami permasalahan hidup misalnya seperti "drop out" atau dikeluarkan dari sekolah. Dia menegaskan sangat kecil kemungkinan gangguan kejiwaan disebabkan faktor keturunan.

Guru Besar Kelompok Keperawatan Jiwa FIK-UI itu juga menyatakan bahwa dengan mengenali sejak dini ciri-ciri gangguan kejiwaan pada seseorang, akan lebih mudah untuk menyembuhkan orang tersebut.

Ciri-ciri gangguan kejiwaan pada seseorang yang dapat dilihat secara fisik yakni marah tanpa sebab, berbicara sendiri, tersenyum sendiri serta pakaian yang lusuh dan kotor.

"Gangguan kejiwaan ini gangguan orientasi realita. Jika sudah ada ciri-ciri seperti itu sebaiknya segera di bawa ke puskesmas, namun jika puskesmas tidak bisa, segera bawa ke rumah sakit jiwa karena rumah sakit jiwa itu tidak hanya menangani sakit jiwa berat saja," ujar dia.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013