Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Ternate, Maluku Utara (Malut) melakukan terobosan guna mengantisipasi terjadinya kenaikan harga bahan pokok menjelang bulan suci Ramadhan 2024.
Ketua TPID Kota Ternate Rizal Marsaoly di Ternate, Jumat, mengatakan pihaknya merespon setiap perkembangan harga sembako, karena kebutuhan masyarakat menjelang bulan suci Ramadhan meningkat.
"Karena kebutuhan masyarakat meningkat, akan mempengaruhi harga di pasaran, sehingga TPID melakukan pengawasan dan antisipasi terutama untuk distribusi kebutuhan pokok dari pemasok maupun distributor," ujarnya.
Sebab, potensi lonjakan harga kebutuhan pokok seiring dengan momentum bulan Ramadhan dipastikan meningkat, sehingga perlu upaya intervensi agar dilakukan kenaikan kebutuhan pokok di momentum Ramadhan.
Selain itu, mahalnya harga sembako di Ternate maupun daerah lainnya di provinsi ini karena sebagian besar pasokan dari luar daerah.
Sehingga, ini menjadi antisipasi bagi TPID mengingat butuh biaya transportasi cukup tinggi dan hal tersebut mengakibatkan inflasi di Malut relatif tinggi.
Saat ini untuk kebutuhan seperti telur dan sayur dan lainnya masih dipasok dari berbagai daerah seperti Surabaya, Jawa Timur maupun Manado,Sulawesi Utara sehingga harganya relatif naik dipicu biaya transportasi laut.
Sementara itu, Pemerintah kota Ternate melalui Dinas Pertanian kota Ternate memberikan bantuan bibit dan menyediakan prasarana produksi guna mendorong para petani untuk penyediaan kebutuhan dasar yang ada di kota Ternate.
Kadis Pertanian kota Ternate Thamrin Marsaoly mengatakan, lebih dari 150 kelompok tani yang tersebar di kota Ternate telah diberikan pembinaan untuk mendorong semangat petani agar dapat menyediakan kebutuhan dasar melalui tanaman hortikultura.
Bahkan, pengembangan kebutuhan sayur-mayur, cabai dan tomat menjadi perhatian pemerintah saat bulan suci Ramadhan yang diambil dari hasil produksi para petani untuk memenuhi permintaan pasar.
Dia mengakui, bahwa untuk konsumsi warga di kota Ternate selama ini sebahagian besar harus datangkan dari Halmahera dan Sulawesi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
Ketua TPID Kota Ternate Rizal Marsaoly di Ternate, Jumat, mengatakan pihaknya merespon setiap perkembangan harga sembako, karena kebutuhan masyarakat menjelang bulan suci Ramadhan meningkat.
"Karena kebutuhan masyarakat meningkat, akan mempengaruhi harga di pasaran, sehingga TPID melakukan pengawasan dan antisipasi terutama untuk distribusi kebutuhan pokok dari pemasok maupun distributor," ujarnya.
Sebab, potensi lonjakan harga kebutuhan pokok seiring dengan momentum bulan Ramadhan dipastikan meningkat, sehingga perlu upaya intervensi agar dilakukan kenaikan kebutuhan pokok di momentum Ramadhan.
Selain itu, mahalnya harga sembako di Ternate maupun daerah lainnya di provinsi ini karena sebagian besar pasokan dari luar daerah.
Sehingga, ini menjadi antisipasi bagi TPID mengingat butuh biaya transportasi cukup tinggi dan hal tersebut mengakibatkan inflasi di Malut relatif tinggi.
Saat ini untuk kebutuhan seperti telur dan sayur dan lainnya masih dipasok dari berbagai daerah seperti Surabaya, Jawa Timur maupun Manado,Sulawesi Utara sehingga harganya relatif naik dipicu biaya transportasi laut.
Sementara itu, Pemerintah kota Ternate melalui Dinas Pertanian kota Ternate memberikan bantuan bibit dan menyediakan prasarana produksi guna mendorong para petani untuk penyediaan kebutuhan dasar yang ada di kota Ternate.
Kadis Pertanian kota Ternate Thamrin Marsaoly mengatakan, lebih dari 150 kelompok tani yang tersebar di kota Ternate telah diberikan pembinaan untuk mendorong semangat petani agar dapat menyediakan kebutuhan dasar melalui tanaman hortikultura.
Bahkan, pengembangan kebutuhan sayur-mayur, cabai dan tomat menjadi perhatian pemerintah saat bulan suci Ramadhan yang diambil dari hasil produksi para petani untuk memenuhi permintaan pasar.
Dia mengakui, bahwa untuk konsumsi warga di kota Ternate selama ini sebahagian besar harus datangkan dari Halmahera dan Sulawesi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024