Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Maluku Utara menggelar pelatihan fasilitator kabupaten dan kota untuk percepatan penurunan stunting di daerah itu.
Ketua Tim Kerja Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Maluku Utara Udin Lahidi di Ternate, Jumat, mengatakan penurunan prevalensi stunting Indonesia 0,1 persen dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023.
Ia menyebut penurunan stunting di Malut sebagai baik, pada 2021 ke 2022 mengalami penurunan 1,4 persen dari 27,5 menjadi 26,1 persen, sedangkan pada 2023 turun 2,4 persen dari 26,1 (2022) menjadi 23,7 persen.
"Sementara Maluku Utara sendiri cukup bagus angka penurunannya," kata dia.
Dia mengatakan pada Selasa (19/3) telah dilaksanakan pelatihan bagi angkatan pertama, sedangkan pada Jumat ini pembukaan pelatihan lalu dilanjutkan dengan pemberian materi oleh Fasilitator Provinsi BKKBN Malut Rusmin Fachruddin.
Kegiatan yang dilangsungkan di Aula Diklat Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara ini, diikuti 30 tenaga penyuluh lapangan Kabupaten Halmahera Selatan.
Ia mengatakan berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 dari 38 provinsi di Indonesia hanya 18 provinsi yang prevalensi stunting mengalami penurunan, antara lain sembilan provinsi dengan prevalensi di bawah 20 persen, namun demikian masih ada lima provinsi dengan prevalensi di atas 30 persen.
Dia berharap, peranan penyuluh KB dapat lebih dioptimalkan agar target di wilayah kerja penempatan mereka masing-masing optimal.
Dia menekankan kepada tenaga lini lapangan dan berbagai kelompok kegiatan agar bersinergi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab agar target-target yang dibebankan dapat tercapai secara optimal.
Selain itu, disampaikan terkait dengan gambaran-gambaran target perjanjian kinerja yang telah diturunkan untuk Kabupaten Halmahera Timur, yakni pada bina keluarga balita (BKB) jumlah keluarga dengan baduta (bayi di bawah dua tahun) yang mendapatkan fasilitasi pembinaan 1.000 hari pertama kelahiran ditargetkan 2.109 keluarga.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
Ketua Tim Kerja Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Maluku Utara Udin Lahidi di Ternate, Jumat, mengatakan penurunan prevalensi stunting Indonesia 0,1 persen dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023.
Ia menyebut penurunan stunting di Malut sebagai baik, pada 2021 ke 2022 mengalami penurunan 1,4 persen dari 27,5 menjadi 26,1 persen, sedangkan pada 2023 turun 2,4 persen dari 26,1 (2022) menjadi 23,7 persen.
"Sementara Maluku Utara sendiri cukup bagus angka penurunannya," kata dia.
Dia mengatakan pada Selasa (19/3) telah dilaksanakan pelatihan bagi angkatan pertama, sedangkan pada Jumat ini pembukaan pelatihan lalu dilanjutkan dengan pemberian materi oleh Fasilitator Provinsi BKKBN Malut Rusmin Fachruddin.
Kegiatan yang dilangsungkan di Aula Diklat Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara ini, diikuti 30 tenaga penyuluh lapangan Kabupaten Halmahera Selatan.
Ia mengatakan berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 dari 38 provinsi di Indonesia hanya 18 provinsi yang prevalensi stunting mengalami penurunan, antara lain sembilan provinsi dengan prevalensi di bawah 20 persen, namun demikian masih ada lima provinsi dengan prevalensi di atas 30 persen.
Dia berharap, peranan penyuluh KB dapat lebih dioptimalkan agar target di wilayah kerja penempatan mereka masing-masing optimal.
Dia menekankan kepada tenaga lini lapangan dan berbagai kelompok kegiatan agar bersinergi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab agar target-target yang dibebankan dapat tercapai secara optimal.
Selain itu, disampaikan terkait dengan gambaran-gambaran target perjanjian kinerja yang telah diturunkan untuk Kabupaten Halmahera Timur, yakni pada bina keluarga balita (BKB) jumlah keluarga dengan baduta (bayi di bawah dua tahun) yang mendapatkan fasilitasi pembinaan 1.000 hari pertama kelahiran ditargetkan 2.109 keluarga.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024