Sejumlah warga Ternate, Maluku Utara (Malut) akan bersilaturahmi ke sanak keluarga di Kota Tidore Kepulauan dalam suasana lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah lebih memilih menggunakan jasa transportasi motor laut dan speedboat.

"Dalam suasana lebaran ini, kami lebih memilih gunakan kapal motor ke Tidore, karena harganya murah dan terjangkau," kata salah seorang warga Ternate, Irwansyah saat ditemui di Pelabuhan Bastiong kota Ternate, Jumat.

Menurut dia, sejak pagi, dirinya bersama istrinya telah mengantre untuk naik ke motor laut akan menyeberangi ke Tidore Kepulauan.

Di samping itu, motor laut yang ditumpanginya, dapat memuat kendaraan roda dua akan digunakan saat bersilaturahmi di Kota Tidore Kepulauan.

Untuk harga tiket Ternate-Tidore menggunakan kendaraan roda dua harganya Rp25 ribu per unit.

Selain itu, para penumpang yang tidak menggunakan kendaraan roda dua memilih naik speedboat Ternate-Tidore Rp15 ribu per orang dengan jarak tempuh sekitar 15 menit.

Sementara itu, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Ternate meminta seluruh pemilik speedboat yang beroperasi selama lebaran Idul Fitri dan mengangkut penumpang tujuan antarpulau di Malut wajib melengkapi speedboat dengan alat navigasi berupa peralatan komunikasi.

Kepala KSOP Kelas II Ternate, Rushan Muhammad dihubungi sebelumnya mengatakan, ke depan semua speedboat di Malut harus memiliki alat komunikasi, agar jika terjadi masalah dalam berlayar dapat menghubungi instansi terkait.

Menurut dia, selama ini para pemilik speedboat di Malut tidak memiliki alat komunikasi, sehingga terkadang kalau terjadi sesuatu, misalnya mesin mati atau terjebak dengan cuaca buruk, biasanya laporan dari keluarga penumpang yang melapor ke petugas.

Dia mengatakan angkutan speedboat memiliki peran penting dalam mendukung kelancaran mobilitas masyarakat di Malut, khususnya untuk jarak dekat, seperti dari Kota Ternate ke Kota Tidore Kepulauan, tetapi fasilitas keselamatan penumpang dimiliki umumnya hanya jaket pelampung.

Selama ini, kata Rushan, sering terjadi speedboat yang mengalami mati mesin atau terjebak cuaca buruk dalam pelayaran mengangkut penumpang, tetapi mereka tidak dapat menghubungi pihak berwenang.

Petugas syahbandar atau instansi terkait, karena tidak memiliki alat navigasi, sehingga terkadang laporan itu diketahui oleh petugas, kalau keluarga penumpang yang datang melapor.
 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024