Ambon (Antara) - Pemerintah Kota Ambon menyewa 15 truk untuk membantu mempercepat pengangkutan sampah bekas banjir pada sejumlah permukiman warga di Ibu Kota Provinsi Maluku tersebut.

Sekretaris Kota Ambon Anthony Latuheru usai memimpin rapat koordinasi penanggulangan bencana di Ambon, Sabtu malam, membenarkan pihaknya terpaksa harus menyewa 15 unit "dump truck" untuk membantu pengangkutan sampah di beberapa kawasan karena keterbatasan armada sampah.

"Kami terpaksa harus menyewa 15 `dump truck` untuk membantu pengangkutan sampah akibat banjir yang ditimbun warga pada sejumlah ruas jalan karena armada sampah yang dimiliki sangat terbatas," katanya menandaskan.

Armada sampah yang dimiliki Pemkot Ambon, ujar Anthony, setiap pagi harus beroperasi rutin mengangkut sampah di sejumlah kawasan. Setelah itu, dimobilisasi untuk mengangkut sampah bekas banjir yang ditimbun masyarakat di badan jalan.

Anthony membantah penilaian masyarakat bahwa pihaknya lambat membersihkan dan mengangkut sampah bekas banjir yang ditimbun warga di beberapa lokasi di pusat kota.

"Kami sudah optimal menangani berbagai dampak yang timbul akibat banjir pada tanggal 30 Juli, termasuk mengangkut sampah dan lumpur banjir di permukiman masyarakat yang terendam banjir," katanya.

Menyangkut kekecewaan warga Urimessing yang menggelar aksi demo dengan memblokir ruas Jalan Ponegoro menggunakan sampah bekas banjir, Anthony menegaskan bahwa masalah itu terjadi karena mereka merasa kurang diperhatikan Pemkot.

Anthony mengakui bahwa warga Skip Dalam juga hendak memblokir ruas jalan dengan menutupinya menggunakan sampah pada hari Sabtu (3/8) pagi. Namun, setelah diberikan pengertian, warga akhirnya membatalkan niat tersebut.

"Padahal, kami telah mengoperasikan beberapa unit mobil sampah untuk mengangkut sampah bekas banjir di kawasan Urimessing pada pagi hari. Namun, setelah dibersihkan pada sore hari, sampah pasti sudah menumpuk di lokasi tersebut," katanya.

Ia mengaku petugas sampah juga kewalahan untuk mengangkut sampah bekas banjir karena luasnya wilayah pelayanan, mengingat hampir seluruh kawasan di Ambon terendam banjir pada tanggal 30 Juli.

"Jadi, masyarakat hendaknya bersabar karena wilayah yang harus ditangani petugas dinas kebersihan sangatlah luas, di samping jauhnya lokasi pembuangan sampah dari pusat kota ke Toisapu, Kecamatan Baguala sehingga membutuhkan waktu lebih lama," katanya.

Ia juga menyarankan warga untuk tidak menimbun sampah, tanah, lumpur, serta barang bekas yang rusak akibat banjir hingga menutupi ruas jalan karena dampaknya akan mengganggu arus lalu lintas.

Warga juga diminta bersabar jika permukiman mereka belum dibersihkan petugas kebersihan.

"Pemkot Ambon serius menangani semua dampak yang timbul akibat banjir yang tergolong terdahsyat sejak 30 tahun terakhir ini. Oleh karena itu, masyarakat harusnya lebih bersabar dan memahami keterbatasan tenaga maupun sarana yang dimiliki Pemkot Ambon sehingga tidak bisa menangani semuanya sekaligus," katanya.

Pantauan Antara hingga hari keempat pascabanjir yang dinilai lebih dahsyat daripada peristiwa serupa 1 Agustus 2012, warga di sebagian besar permukiman masih terus membersihkan material tanah, lumpur, bebatuan, maupun dahan pohon yang memenuhi rumah dan kawasan permukiman mereka.

Kodam XVI/Pattimura juga mengerahkan seluruh personel, termasuk alat berat untuk membantu warga di sejumlah permukiman untuk membersihkan rumah dan lingkungannya yang tertimbun material banjir.

Pewarta: James F. Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013