Perum Bulog Maluku dan Maluku Utara mendatangkan 7.000 ton beras  dari Surabaya dan Makassar guna memenuhi kebutuhan penyaluran beras cadangan pemerintah di provinsi itu.

"Dari 7.000 ton yang didatangkan 3.500 ton untuk Provinsi Maluku dan 3.500 untuk Provinsi Maluku Utara," kata Kepala Perum Bulog Maluku dan Maluku Utara Chaerul Mazhar di Ambon, Senin.

Dia menjelaskan, 3.500 ton  beras jatah untuk Provinsi Maluku itu sudah diangkut langsung ke gudang Bulog yang tersebar di kawasan Maluku Tenggara baik itu gudang Tual maupun Saumlaki, dan sudah tiba sebanyak 1.475 ton, dan sisanya 2.024 ton masih dalam perjalanan.

Sedangkan untuk stok beras yang ada di gudang Bulog Maluku hingga Jumat, tertanggal 26 April 2024, tercatat sebanyak 6.700 ton, beras tersebut sebagian besar merupakan beras impor asal Vietnam.

Chaerul menjelaskan, Maluku mendapat pengiriman beras impor asal Vietnam dan tiba di Ambon pertengahan April 2024 sebanyak 4.750 ton yang angkut dengan kapal Phuc Thuan  89 asal Vietnam, dan sudah hampir selesai pembongkaran di pelabuhan Yos Sudarso Ambon, masih tersisa di kapal 500 ton lebih, hal ini karena cuaca kurang mendukung kegiatan pembongkaran.

"Jadi kalau semua beras yang didatangkan sudah tiba di gudang Bulog Maluku, maka stoknya cukup banyak," ujarnya.

Selama ini permintaan beras Bulog Maluku terutama untuk mengisi permintaan di kawasan Maluku Tenggara maka diangkut langsung dari Jawa Timur atau Sulawesi Selatan ke Tual, begitu juga ke Ambon.

"Saya juga ada ajukan permintaan lagi sebanyak 5.000 ton beras dalam negeri, karena saya tidak mau gudang beras di Maluku kosong atau menipis, apalagi permintaan beras khusus untuk Maluku saja mencapai 2.600 ton per bulan," ujarnya.

Pewarta: John Soplanit

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024