Ambon (Antara Maluku) - Korban bencana alam di kawasan Tanah Tinggi, kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Selasa, kembali melakukan aksi pemblokiran jalan dengan membuang sampah dan lumpur di ruas Jl. W.R. Supratman.

Sebelumnya korban bencana alam di kawasan Urimessing, kecamatan Sirimau, Kota Ambon melakukan aksi serupa pada 2 Agustus 2013.

Aksi pemblokiran jalan sebagai wujud protes terhadap Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon yang dinilai kurang peduli terhadap mereka yang kebanjiran akibat meluapnya Way Tomu pada 30 Juli 2013.

Ketua RW03 kelurahan Uritetu, kecamatan Sirimau, Benny Pical mengatakan, aksi dilakukan karena Pemkot Ambon saat bencana alam pada 2012 juga kurang peduli terhadap warga setempat.

"Kami kurang butuh makanan. Namun, selimut dan matras untuk tidur karena mengungsi di gereja, sekolah, tempat tinggal pendeta (pastori) dan hotel Imperial," ujarnya.

Kebutuhan korban bencana alam di kawasan Tanah Tinggi ini sudah disampaikan ke Pemkot Ambon melalui surat resmi, namun kenyataannya kurang diperhatikan.

"Jadi mohon maaf kepada pengguna jalan karena terpaksa melakukan pemblokiran agar Pemkot Ambon memperhatikan warganya yang tertimpa bencana alam rutin setiap tahun saat musim hujan berkisar Mei - Agustus," kata Benny.

Aksi pemblokiran Jl.W.R. Supratman bertepatan dengan libur nasional sehingga akses jalan hotel Manise, kantor Dinas Pertanian Maluku, kantor Pegadaian Cabang Ambon, laboratorium pemeriksaan darah dan tempat praktek dr.Jusuf Oningkor kurang terpengaruh aktivitas lalulintas.

"Kami juga melakukan pemblokiran jalan karena Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, Brury Cokro saat dikonfirmasi bantuan ke kawasan Tanah Tinggi menyatakan tidak ada korban banjir di sini," tegas Benny.

Sekkot Ambon, Tonny Latuheru meminta pengertian masyarakat kawasan Tanah Tinggi yang merasa kurang diperhatikan Pemkot setempat.

"Bencana alam akibat hujan tersebar di lima kecamatan di Kota Ambon sehingga perhatian terbagi mengakibatkan memprioritas kawasan terparah dan saudara - saudara yang sedang menunaikan Ibadah Puasa," tandasnya.

Karena itu, kebutuhan warga Tanah Tinggi segera dikoordinsikan dengan Posko Bencana Alam Pemkot Ambon agar disalurkan karena memang dibutuhkan mengingat hujan masih berlangsung.

"Saya pun telah melaporkam aksi ini kepada Wali Kota, Richard Louhenapessy dan Wawali, Sam Latuconsina yang mengarahkan segera ditangani, termasuk pembersihan sampah dan lumpur dimanfaatkan untuk memblokir Jl.W.R. Supratman," kata Tonny.

Dia mengemukakan, aparat Pemkot Ambon bersama TNI dan Polri sejak terjadinya bencana langsung turun melakukan upaya pembersihan dan pemberian bantuan tanggap darurat.

"Bencana alam tidak hanya terjadi di sejumlah titik tetapi hampir seluruh kawasan di kota Ambon. Bencana tahun ini lebih dahsyat dari tahun lalu," ujarnya.

Dia menambahkan, kerusakan fasilitas umum dan rumah warga paska bencana pada 2012 hingga kini belum diperbaiki karena anggaran dari pusat belum dikucurkan.

"Jujur APBD Pemkot Ambon maupun Pemprov Maluku terbatas untuk melakukan proses rehabilitasi. Kami berharap perhatian pemerintah pusat untuk membantu menangani perbaikan," kata Tonny.

Pewarta: Lexy Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013