Ambon (Antara Maluku) - Abon ikan yang diproduksi kelompok usaha nelayan "Fajar" di desa Latuhalat, Kota Ambon saat ini merambah kota Jakarta dan Surabaya.
Sekretaris kelompok usaha nelayan "Fajar", Agus Patty, di Ambon, Selasa, mengatakan, abon ikan dipasarkan ke Jakarta maupun Surabaya karena permintaan relatif tinggi.
Menurut dia, setiap pekan sebanyak 1.000 bungkus abon ikan dikirim ke Jakarta dan Surabaya, masing-masing 500 bungkus.
"Jadi semakin diminatinya abon ikan tersebut berdampak terhadap produksinya yang mencapai 4.000 - 5.000 bungkus sebulan karena harus menyuplai kebutuhan lokal," ujarnya.
Pengembangan abon ikan didukung tersedianya bahan baku yang banyak karena desa Latuhalat merupakan salah satu sentra produksi ikan.
"Jadi abon ikan ini diproduksi ibu - ibu yang suaminya nelayan sehingga terjamin bahan baku berkualitas karena mengelola ikan segar," kata Agus.
Kelompok usaha nelayan "Fajar" juga memproduksi nuget ikan dan biji bakso yang pemasarannya di Kota Ambon.
Saat ini juga diproduksi kerupuk ikan dan ikan asapan dengan harapan bisa merambah di kota - kota besar di pulau Jawa.
Kelompok usaha nelayan "Fajar" dirintis sejak 2000 dan, saat ini, sudah memiliki anggota lebih dari 200 kepala keluarga(KK) nelayan.
Kaum ibu dari kelompok ini sebagian besar juga anggota Usaha Kecil Menengah yang diketuai Ny.Farida Matatulla.
Asisten II Pemkot Ambon, Pieter Saimima memberi apresiasi terhadap kelompok usaha "Fajar" yang pengembangannya didukung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
KKP melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) pada 2012 membantu peralatan pengemasan berbagai produk olahan hasil perikanan.
Selama ini banyak produk perikanan yang telah dihasilkan oleh industri rumah tangga, tetapi prospek pasarannya belum menggembirakan karena tidak ditunjang dengan kemasan yang menarik serta terjamin higienitasnya.
"Jadi kelompok usaha Fajar mendukung program KKP yang menetapkan Pemkot Ambon sebagai pusat pengembangan program minapolitan," ujar Pieter.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013
Sekretaris kelompok usaha nelayan "Fajar", Agus Patty, di Ambon, Selasa, mengatakan, abon ikan dipasarkan ke Jakarta maupun Surabaya karena permintaan relatif tinggi.
Menurut dia, setiap pekan sebanyak 1.000 bungkus abon ikan dikirim ke Jakarta dan Surabaya, masing-masing 500 bungkus.
"Jadi semakin diminatinya abon ikan tersebut berdampak terhadap produksinya yang mencapai 4.000 - 5.000 bungkus sebulan karena harus menyuplai kebutuhan lokal," ujarnya.
Pengembangan abon ikan didukung tersedianya bahan baku yang banyak karena desa Latuhalat merupakan salah satu sentra produksi ikan.
"Jadi abon ikan ini diproduksi ibu - ibu yang suaminya nelayan sehingga terjamin bahan baku berkualitas karena mengelola ikan segar," kata Agus.
Kelompok usaha nelayan "Fajar" juga memproduksi nuget ikan dan biji bakso yang pemasarannya di Kota Ambon.
Saat ini juga diproduksi kerupuk ikan dan ikan asapan dengan harapan bisa merambah di kota - kota besar di pulau Jawa.
Kelompok usaha nelayan "Fajar" dirintis sejak 2000 dan, saat ini, sudah memiliki anggota lebih dari 200 kepala keluarga(KK) nelayan.
Kaum ibu dari kelompok ini sebagian besar juga anggota Usaha Kecil Menengah yang diketuai Ny.Farida Matatulla.
Asisten II Pemkot Ambon, Pieter Saimima memberi apresiasi terhadap kelompok usaha "Fajar" yang pengembangannya didukung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
KKP melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) pada 2012 membantu peralatan pengemasan berbagai produk olahan hasil perikanan.
Selama ini banyak produk perikanan yang telah dihasilkan oleh industri rumah tangga, tetapi prospek pasarannya belum menggembirakan karena tidak ditunjang dengan kemasan yang menarik serta terjamin higienitasnya.
"Jadi kelompok usaha Fajar mendukung program KKP yang menetapkan Pemkot Ambon sebagai pusat pengembangan program minapolitan," ujar Pieter.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013