Negeri Rutong di Kecamatan Leitimur Selatan, Ambon, Maluku menghadirkan atraksi budaya bertajuk "Wonderful Rutong" menyambut kunjungan peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) angkatan ke-76 dan Sesdilu Internasional Melanesian Spearhead Group (MSG).
"Rangkaian kegiatan Wonderful Rutong para wisatawan mancanegara dan nusantara disuguhi berbagai atraksi seni dan budaya, tarian, musik tradisional, mengunjungi ekowisata hutan sagu,makan patita atau makan bersama, wisata pantai dan pemeran UMKM," kata Raja Negeri Rutong Reza Valdo Maspaitella, di Ambon, Rabu.
Ratusan wisatawan yang hadir di Negeri Rutong menikmati berbagai atraksi budaya yang dimulai dengan penyambutan tarian cakalele bulu ayam yang merupakan tarian asli yang digunakan saat penyambutan tamu terhormat yang datang.
Selanjutnya wisatawan diiringi masuk ke dalam kain gandong yakni sehelai kain panjang berwarna putih yang merupakan simbol persaudaraan, biasanya dipakai saat prosesi budaya pada negeri-negeri adat di Maluku.
Wisatawan dan tamu undangan dibawa masuk ke Baileo Negeri Rutong mengikuti upacara adat yakni minum sopi minuman tradisional Maluku, dan mengikuti rangkaian kegiatan atraksi budaya.
Ratusan wisatawan yang datang ke negeri Rutong diantaranya merupakan peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan ke-76 dan Sesdilu Internasional Melanesian Spearhead Group (MSG).
Selanjutnya wisatawan menikmati beragam atraksi yang ditampilkan berupa tarian sahureka- reka, katreji, dansa tali, kolaborasi musik jululele, totobuang dan suling yang dibawakan anak- anak negeri Rutong.
Peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan ke-76 dan Sesdilu Internasional Melanesian Spearhead Group (MSG), juga ikut dalam tarian sahureka- reka dan para pemuda memainkan enam batang sagu atau gaba- gaba , dibenturkan kepada gaba- yang lainnya.
Para wisatawan ikut menari mengikuti bunyi tifa dan totobuang, semakin cepat tifa berbunyi maka gaba- gaba pun dimainkan sangat cepat.
Selain menikmati atraksi budaya, para wisatawan juga diajak melihat ekowisata hutan sagu negeri Rutong yang masih dilestarikan hingga sekarang dan merupakan negeri dengan hutan sagu terbesar di kota Ambon.
Hutan sagu dapat dilihat proses menghasilkan pati sagu dimulai dari pemilihan pohon sagu yang layak tebang, pembersihan dan pemotongan batang sagu, kemudian bagian isi pohon sagu yang berwarna putih akan dikeruk proses ini disebut pukul sagu.
Setelah pukul sagu, isian atau daging sagu kemudian dibawa ke sahani atau wadah penyaring sagu, menggunakan kamboti atau wadah yang terbuat dari anyaman pelepah kelapa.
Sementara air perasan sagu akan langsung mengalir keluar dari dalam goti. Setelah goti penuh dengan pati sagu, maka akan dipindahkan ke dalam tumang atau tempat sagu.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Rangkaian kegiatan Wonderful Rutong para wisatawan mancanegara dan nusantara disuguhi berbagai atraksi seni dan budaya, tarian, musik tradisional, mengunjungi ekowisata hutan sagu,makan patita atau makan bersama, wisata pantai dan pemeran UMKM," kata Raja Negeri Rutong Reza Valdo Maspaitella, di Ambon, Rabu.
Ratusan wisatawan yang hadir di Negeri Rutong menikmati berbagai atraksi budaya yang dimulai dengan penyambutan tarian cakalele bulu ayam yang merupakan tarian asli yang digunakan saat penyambutan tamu terhormat yang datang.
Selanjutnya wisatawan diiringi masuk ke dalam kain gandong yakni sehelai kain panjang berwarna putih yang merupakan simbol persaudaraan, biasanya dipakai saat prosesi budaya pada negeri-negeri adat di Maluku.
Wisatawan dan tamu undangan dibawa masuk ke Baileo Negeri Rutong mengikuti upacara adat yakni minum sopi minuman tradisional Maluku, dan mengikuti rangkaian kegiatan atraksi budaya.
Ratusan wisatawan yang datang ke negeri Rutong diantaranya merupakan peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan ke-76 dan Sesdilu Internasional Melanesian Spearhead Group (MSG).
Selanjutnya wisatawan menikmati beragam atraksi yang ditampilkan berupa tarian sahureka- reka, katreji, dansa tali, kolaborasi musik jululele, totobuang dan suling yang dibawakan anak- anak negeri Rutong.
Peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan ke-76 dan Sesdilu Internasional Melanesian Spearhead Group (MSG), juga ikut dalam tarian sahureka- reka dan para pemuda memainkan enam batang sagu atau gaba- gaba , dibenturkan kepada gaba- yang lainnya.
Para wisatawan ikut menari mengikuti bunyi tifa dan totobuang, semakin cepat tifa berbunyi maka gaba- gaba pun dimainkan sangat cepat.
Selain menikmati atraksi budaya, para wisatawan juga diajak melihat ekowisata hutan sagu negeri Rutong yang masih dilestarikan hingga sekarang dan merupakan negeri dengan hutan sagu terbesar di kota Ambon.
Hutan sagu dapat dilihat proses menghasilkan pati sagu dimulai dari pemilihan pohon sagu yang layak tebang, pembersihan dan pemotongan batang sagu, kemudian bagian isi pohon sagu yang berwarna putih akan dikeruk proses ini disebut pukul sagu.
Setelah pukul sagu, isian atau daging sagu kemudian dibawa ke sahani atau wadah penyaring sagu, menggunakan kamboti atau wadah yang terbuat dari anyaman pelepah kelapa.
Sementara air perasan sagu akan langsung mengalir keluar dari dalam goti. Setelah goti penuh dengan pati sagu, maka akan dipindahkan ke dalam tumang atau tempat sagu.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024