Dinas Pariwisata Kabupaten Maluku Tenggara menggelar pelatihan peningkatan inovasi dan higienitas sajian kuliner bagi pegiat pariwisata dan  pelaku usaha ekonomi kreatif di daerah itu.

"Keberhasilan pembangunan pariwisata,  bukan semata-mata tanggung jawab satu dinas, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak  baik  pemerintah maupun  swasta, termasuk  masyarakat  pelaku usaha pariwisata," kata Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku Tenggara  Nicodemus Ubro di Langgur Kamis.

Menurut dia pengembangan ekonomi kreatif pada bidang kuliner bertujuan mengajak segenap  pemangku kepentingan  agar  terus memperkenalkan kuliner nusantara yang beragam, bergizi dan aman untuk dikonsumsi. 

Apalagi, lanjutnya  Kepulauan Kei,  Maluku Tengara memiliki salah satu ikon kuliner yakni enbal yang terbuat dari  ubi beracun namun dapat diolah menjadi menjadi makanan pokok yang aman disantap menjadi berbagai varian rasa. 

Salah satu produknya adalah pisang goreng enbal yang disebut oleh Menteri Pariwisata Sandiaga Uno dengan sebutan pisang goreng sianida.

Karena itu perlu memperhatikan faktor kebersihan atau higienitas dan kualitas sajiannya serta pengemasan," kata dia.

Ia menyampaikan pariwisata  merupakan  sektor andalan dan menempati posisi yang semakin penting sebagai penyerap tenaga kerja dan penyumbang devisa bagi negara. 

"Sektor ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi setelah terjadinya krisis multidimensional yang melanda Indonesia," ujar Ubro.

Pentingnya sektor pariwisata bagi banyak negara menyebabkan persaingan di tingkat internasional semakin ketat. 

"Oleh karena itu,  daerah tujuan wisata dituntut untuk dapat mengembangkan produk dan atraksi wisata yang berkualitas," kata dia.

Ubro mengatakan,  pariwisata Maluku Tenggara memiliki potensi dan  daya tarik, bahkan mendapat penganugerahan sebagai surga tersembunyi  pada  2017. 

Disamping itu adanya acara  unggulan nasional yakni Festival Pesona Meti Kel dapat menarik banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang mengunjungi Maluku Tenggara.

"Dan yang membanggakan, Kabupaten Maluku Tenggara  tiga kali berturut-turut masuk 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yakni Desa Wisata Ngiingof, Desa Wisata Soinrat dan Desa Wisata Letvuan," ungkapnya.

Menurut Ubro, untuk memperkuat potensi pariwisata yang ada maka perlu juga didukung dengan sektor ekonomi kreatif. 

Ia memaparkan terdapat 17 sub sektor ekonomi kreatif yang diharapkan bisa menjadi pilar perekonomian nasional dan daerah.

"Untuk itu diperlukan kebersamaan, sinergitas dari semua pihak pelaku ekraf agar mendorong karya-karya kreatif yang memiliki nilai tambah yang lebih besar," imbuhnya. (DS)

 

Pewarta: Relis

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024