Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Pelabuhan Gorua, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara (Malut) akan menambah aktivitas penyeberangan untuk rute Gorua – Daruba Kabupaten Pulau Morotai dua kali dalam sehari.
"Untuk merealisasikan penambahan aktivitas penyeberangan itu, saat ini tengah dilakukan pembenahan jembatan Pelabuhan di Daruba untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat di dua kabupaten itu," kata Kepala ASDP Pelabuhan Gorua, Arif B dihubungi, Senin.
Ia menyebut, rencana penambahan dua kali sehari penyeberangan kapal feri dari Gorua ke Daruba Kabupaten Pulau Morotai ini agar berbagai kebutuhan masyarakat, terutama sembako dan kebutuhan lainnya dari Gorua dapat dipasok menggunakan kendaraan roda empat langsung ke Kabupaten Pulau Morotai.
Oleh karena itu, pihaknya berharap agar pembenahan dan perbaikan jembatan di Pelabuhan feri Daruba segera dituntaskan, sehingga penambahan rute aktivitas penyeberangan ini yang biasanya hanya sehari sekali bisa ditambah.
Di samping itu, ASDP Ternate telah mengusulkan ke Dirjen Perhubungan Darat penambahan kapal feri untuk dioperasikan di Pulau Halmahera, sehingga akan memudahkan ASDP terus memperluas layanan kapal feri di wilayah Malut, terutama yang selama ini belum didukung dengan layanan transportasi yang memadai untuk pengangkutan penumpang dan barang.
Sebelumnya, masyarakat pulau Doi di kabupaten Halmahera Utara, mengharapkan layanan kapal feri yang menghubungkan pulau perbatasan itu dengan ibu kota kabupaten di Tobelo.
Perairan antara Pulau Doi dengan Tobelo memiliki gelombang tinggi karena berada di bibir Samudera Pasifik, sehingga dibutuhkan sarana angkutan yang lebih memadai seperti kapal feri,.
Salah seorang tokoh masyarakat Pulau Doi Muhammad Salim mengatakan, sarana transportasi yang digunakan masyarakat Pulau Doi ke Tobleo atau sebaliknya selama ini hanya menggunakan kapal kecil yang sangat rawan saat terjadi gelombang tinggi, bahkan tidak jarang dilarang beroperasi untuk menghindari terjadinya musibah dalam pelayaran.
Menurut dia, sarana transportasi yang hanya berupa kapal kecil itu juga menyulitkan masyarakat Pulau Doi yang ingin mengangkut barang, seperti bahan bangunan dalam jumlah besar dari Tobelo ke Pulau Doi, selain itu juga biaya sangat mahal.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Untuk merealisasikan penambahan aktivitas penyeberangan itu, saat ini tengah dilakukan pembenahan jembatan Pelabuhan di Daruba untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat di dua kabupaten itu," kata Kepala ASDP Pelabuhan Gorua, Arif B dihubungi, Senin.
Ia menyebut, rencana penambahan dua kali sehari penyeberangan kapal feri dari Gorua ke Daruba Kabupaten Pulau Morotai ini agar berbagai kebutuhan masyarakat, terutama sembako dan kebutuhan lainnya dari Gorua dapat dipasok menggunakan kendaraan roda empat langsung ke Kabupaten Pulau Morotai.
Oleh karena itu, pihaknya berharap agar pembenahan dan perbaikan jembatan di Pelabuhan feri Daruba segera dituntaskan, sehingga penambahan rute aktivitas penyeberangan ini yang biasanya hanya sehari sekali bisa ditambah.
Di samping itu, ASDP Ternate telah mengusulkan ke Dirjen Perhubungan Darat penambahan kapal feri untuk dioperasikan di Pulau Halmahera, sehingga akan memudahkan ASDP terus memperluas layanan kapal feri di wilayah Malut, terutama yang selama ini belum didukung dengan layanan transportasi yang memadai untuk pengangkutan penumpang dan barang.
Sebelumnya, masyarakat pulau Doi di kabupaten Halmahera Utara, mengharapkan layanan kapal feri yang menghubungkan pulau perbatasan itu dengan ibu kota kabupaten di Tobelo.
Perairan antara Pulau Doi dengan Tobelo memiliki gelombang tinggi karena berada di bibir Samudera Pasifik, sehingga dibutuhkan sarana angkutan yang lebih memadai seperti kapal feri,.
Salah seorang tokoh masyarakat Pulau Doi Muhammad Salim mengatakan, sarana transportasi yang digunakan masyarakat Pulau Doi ke Tobleo atau sebaliknya selama ini hanya menggunakan kapal kecil yang sangat rawan saat terjadi gelombang tinggi, bahkan tidak jarang dilarang beroperasi untuk menghindari terjadinya musibah dalam pelayaran.
Menurut dia, sarana transportasi yang hanya berupa kapal kecil itu juga menyulitkan masyarakat Pulau Doi yang ingin mengangkut barang, seperti bahan bangunan dalam jumlah besar dari Tobelo ke Pulau Doi, selain itu juga biaya sangat mahal.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024