Ambon (Antara Maluku) - Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Maluku Syamsudin Azis mengungkapkan, penyakit mematikan itu di daerah ini hingga April 2013 mencpai 2.343 kasus.

"Memang setiap tahun ada penurunan 23 persen, ini terjadi karena perubahan perilaku masyarakat itu sendiri yang lebih menyadari pentingnya hidup sehat," kata Syamsudin, di Ambon, Kamis.

Menurut dia, penyebaran virus mematikan ini sudah merambah ke rumah tangga yang menyerang kaum ibu dan anak, padahal selama ini beranggapan hanya ada pada populasi yang beresiko.

"Misalnya di lokasi wanita pekerja seks, kelompok waria dan para pengguna jarum suntik narkoba, tetapi sekarang sudah bergeser ke ibu rumah tangga dan bayi yang masih ada dalam kandungan ibu yang beresiko," kata Syamsudin.

Ia mengatakan bahwa suami yang beresiko HIV/AIDS akan tertular ke istri dan bayi dalam kandungan, ini sangat memprihatinkan, sehingga perlu merubah perilaku hidup sehat.

"Sesuai data 2012 kasus terbanyak ada pada pekerja swasta dan wanita pekerja seks dan kelompok waria," ujarnya.

Ia mengatakan juga bahwa usia 15-49 tahun merupakan usia produktif melakukan hubungan seksual. Karena itu bagi pria yang suka ke tempat beresiko disarankan menggunakan kondom.

"Jangan salah presepsi bahwa kondom bisa juga digunakan dalam hubungan seks antara suami dan istri, tetapi kondom hanya dapat digunakan di lokasi yang beresiko," kata Syamsudin.

Ia menambahkan, bahwa semua kabupaten dan kota di Maluku sudah ada kasus HIV/AIDS, sehingga tidak ada satu pun yang bebas dari kasus mematikan ini.

"Pemerintah kabupaten dan kota perlu mengambil langkah-langkah penanganan secara cepat, karena penyebaran virus lebih cepat dari aksi penanggulangan yang dilakukan," ujarnya.

"Penyebaran virus HIV/AIDS cukup tinggi terjadi di Kota Ambon mencapai 500 orang atau 55 persen, karena banyaknya tempat hiburan," kata Syamsudin. 

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013