Pemerintah daerah (Pemda) Maluku memperkuat sinergisitas antarlembaga terkait untuk mengendalikan inflasi di daerah tersebut yang alami tren kenaikan.

"Ini merupakan arahan presiden untuk peningkatan upaya TPID dalam menekan inflasi daerah, tetap waspada dan berhati-hati, jangan lengah dengan tantangan yang akan dihadapi ke depan," kata Penjabat Gubernur Maluku Sadali Ie dalam keterangan yang diterima di Ambon, Rabu.

Hal itu dikatakannya dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi Maluku di Kota Ambon.

Menurut Sadali sinergisitas antarlembaga diperlukan karena dampak dari pertumbuhan ekonomi dan inflasi tentu dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Oleh sebab itu kata dia presiden meminta pemerintah daerah untuk memperkuat sinergisitas dan koordinasi antar lembaga mulai dari tingkat pusat sampai daerah dalam upaya bersama mengendalikan inflasi.

“Pemerintah daerah juga diminta untuk menjaga stabilitas harga terkait tantangan global seperti cuaca ekstrem yang dapat berdampak pada produksi pangan,” ujarnya.

Berkaitan dengan hal itu kata dia semua pemangku kepentingan terkait di Maluku perlu melakukan koordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kabupaten/kota dalam rangka usaha pemanfaatan lahan khususnya lahan tidur dan lahan kosong agar dimanfaatkan untuk tanaman hortikultura.

Kemudian ia juga menegaskan terkait akselerasi penerapan teknologi dalam mendukung digitalisasi pertanian sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian, mendorong investasi untuk meningkatkan nilai tambah produksi pertanian, memperkuat koordinasi dan sinergisitas antar TPID kabupaten/kota serta pusat dalam usaha pengendalian inflasi.

“Saya minta TPID juga senantiasa melaksanakan strategi pengendalian inflasi dengan memastikan ketersediaan barang kebutuhan pokok, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif,” tegasnya.

Sementara itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Maluku tercatat mengalami inflasi tahunan pada Juni 2024 sebesar 3,63 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 107,78.

"Kalau kita lihat trennya, inflasi Maluku mengalami kenaikan dari 3,21 persen pada Mei 2024 menjadi 3,63 pada Juni 2024," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Maritje Pattiwaellapia.

Dikatakan, dari tiga kota IHK di Provinsi Maluku, Kota Ambon memberi sumbangan inflasi tahunan tertinggi pada Juni 2024 sebesar 4,49 persen, diikuti Kota Tual 3,39 persen, dan terendah disumbangkan oleh Kabupaten Maluku Tengah yakni 2,36 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yoy pada Juni 2024, yakni beras, nasi dengan lauk, sawi hijau, kangkung, emas perhiasan, sigaret kretek mesin (SKM), buncis, tarif angkutan udara, bayam, gula pasir, ikan layang/mumar, kacang panjang, ikan tongkol/komu, kopi bubuk, pembalut wanita, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit, popok bayi sekali pakai/diapers, tarif angkutan laut dan tomat.

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis

Editor : Moh Ponting


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024