"Kalau yang biasa tidak bisa kita kontrol. Kalau yang sistem bayar pulsa ini, kita bisa batasi pemakaian listrik di rumah, pakai secukupnya agar irit, dan yang pasti tidak akan lagi pusing mengurus tagihan membengkak," kata Yopie Anakotta, seorang warga Kota Ambon.
Pendapat pria berprofesi pelaut ini bisa saja mewakili banyak warga masyarakat yang mendambakan layanan listrik murah dan tidak membuat mereka sesekali bersitegang dengan petugas loket pembayaran lantaran melambungnya tagihan.
Ketegangan akibat tagihan membengkak itu sendiri selalu saja membuat pengguna listrik serba salah. Dibayar bikin kesal dan penasaran, tidak dibayar berarti menanti waktu pemutusan aliran.
Data menyebutkan tagihan membengkak pada umumnya disebabkan ulah petugas pencatat dari perusahaan mitra PLN yang menggunakan sistem "tembak" (mencatat tanpa melihat meteran listrik).
Kendati PLN kemudian meminta petugas lapangan mitra kerjanya itu menggunakan kamera untuk memfoto angka pemakaian listrik pelanggan, keluhan tidak banyak berkurang.
Berangkat dari persoalan "klise" tersebut, maka PLN pun membuat terobosan baru dengan meluncurkan program pelayanan yang disebut Listrik Pintar.
Pelayanan model "Menghitung Pajak Sendiri" itu menggunakan sistem kartu pulsa seperti pada telepon genggam dimana biaya pemakaian tergantung keinginan si pengguna, tidak lagi pada perhitungan PLN.
General Manager PT.PLN (Persero) Maluku dan Maluku Utara, Ikhsan Asaad, mengatakan Listrik Pintar menawarkan banyak manfaat, yakni hemat energi dan hemat biaya serta keleluasaan pengguna mengatur biaya pemakaian.
Pengguna pun tidak lagi harus antre di loket PLN atau ATM (anjungan tunai mandiri) pada waktu jatuh tempo pembayaran.
Dengan sistem pulsa, pengguna juga akan terlatih untuk membudayakan sikap hemat energi seperti mematikan lampu pada waktu siang dan tidak membiarkan televisi, radio dan perangkat elektronik lain menyala saat tidak digunakan.
Bantu PLN
Sistem Listrik Pintar tidak hanya memberi manfaat bagi pelanggan tetapi juga membawa keuntungan bagi PLN.
Paling tidak, sistem ini bisa membuat masyarakat sadar untuk berhemat dalam pemakaian listrik sehingga pada gilirannya masalah krisis energi yang dihadapi PLN berkurang.
Krisis energi listrik membuat PLN di berbagai daerah, termasuk Kota Ambon pada khususnya dan Maluku umumnya, menempuh kebijakan pemadaman bergilir.
Kerusakan mesin-mesin PLTD yang memang sudah renta pun sering membuat pemadaman terjadi lebih dari dua kali dalam sehari.
Satu hal pasti, listrik padam berulang kali dalam satu hari membuat masyarakat kesal karena merasa sudah membayar mahal tetapi listrik tidak bisa dinikmati sepanjang siang dan malam hari, nonstop 24 jam.
"Sudah mahal, mati-mati terus lagi. Tv, komputer juga bisa rusak kalau begini," demikian ucapan yang paling sering dilontarkan warga masyarakat yang kecewa.
Sehubungan dengan itu, PLN pun bertekad "membuat pintar semua pelanggannya".
Menurut Ikhsan Asaad, jumlah pengguna listrik negara di Pulau Ambon mencapai 200.000 pelanggan, dan 30 persen di antaranya diharapkan sudah memakai Listrik Pintar pada akhir tahun ini.
"Saat ini sudah 23.000 pelanggan yang menggunakannya. Kami optimis target tersebut dapat terwujud," katanya.
Ia juga menyatakan, pelanggan reguler yang ingin beralih ke Listrik Pintar akan mendapatkan meteran secara cuma-cuma dan bebas biaya pemasangan. Setelah itu, mereka dapat mengatur sendiri pemakaian listrik dan bebas biaya abodemen, bebas risiko tunggakan, calo, antre di loket, dan stres akibat tagihan membengkak.
Sosialisasi
Tekad "membuat pintar semua pelanggan" dilakukan melalui kegiatan sosialisasi hemat energi dan Listrik Pintar, seperti dilakukan PLN Area Ambon bekerja sama dengan Komite Pro Rakyat (Kompor), pekan lalu.
Presiden Kompor Subhan Polisoa mengatakan keterlibatan pihaknya dalam kegiatan itu merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam membantu PLN mengatasi masalah kelistrikan di Maluku khususnya kota Ambon.
Manager PT PLN (Persero) Area Ambon, Helmi Bantam mengatakan kegiatan sosialisasi penting agar masyarakat di daerah ini paham dan mau beralih menggunakan Listrik Pintar.
Dalam sistem Listrik Pintar, pelanggan mengeluarkan uang/biaya lebih dulu untuk membeli energi listrik untuk dimasukkan ke dalam Meter Prabayar (MPB) yang terpasang di lokasi pelanggan melalui sistem "token" (pulsa) atau stroom.
MPB menyediakan informasi jumlah energi listrik (kWh) yang masih bisa digunakan dan bisa ditambah berapa saja dan kapan saja sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Pulsa listrik (token/vouccher listrik isi ulang) tersedia dengan nilai nominal Rp20.000 hingga Rp1.000.000 dan dapat dibeli di bank pemerintah maupun swasta selaku penyedia melalui sistem ATM, SMS Banking, Internet Banking, maupun teller (pegawai yang bertugas).
Selain itu, bisa juga dibeli di loket pembayaran listrik online dengan menunjukkan ID Meter atau nomor seri meter kepada tenaga operator.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013
Pendapat pria berprofesi pelaut ini bisa saja mewakili banyak warga masyarakat yang mendambakan layanan listrik murah dan tidak membuat mereka sesekali bersitegang dengan petugas loket pembayaran lantaran melambungnya tagihan.
Ketegangan akibat tagihan membengkak itu sendiri selalu saja membuat pengguna listrik serba salah. Dibayar bikin kesal dan penasaran, tidak dibayar berarti menanti waktu pemutusan aliran.
Data menyebutkan tagihan membengkak pada umumnya disebabkan ulah petugas pencatat dari perusahaan mitra PLN yang menggunakan sistem "tembak" (mencatat tanpa melihat meteran listrik).
Kendati PLN kemudian meminta petugas lapangan mitra kerjanya itu menggunakan kamera untuk memfoto angka pemakaian listrik pelanggan, keluhan tidak banyak berkurang.
Berangkat dari persoalan "klise" tersebut, maka PLN pun membuat terobosan baru dengan meluncurkan program pelayanan yang disebut Listrik Pintar.
Pelayanan model "Menghitung Pajak Sendiri" itu menggunakan sistem kartu pulsa seperti pada telepon genggam dimana biaya pemakaian tergantung keinginan si pengguna, tidak lagi pada perhitungan PLN.
General Manager PT.PLN (Persero) Maluku dan Maluku Utara, Ikhsan Asaad, mengatakan Listrik Pintar menawarkan banyak manfaat, yakni hemat energi dan hemat biaya serta keleluasaan pengguna mengatur biaya pemakaian.
Pengguna pun tidak lagi harus antre di loket PLN atau ATM (anjungan tunai mandiri) pada waktu jatuh tempo pembayaran.
Dengan sistem pulsa, pengguna juga akan terlatih untuk membudayakan sikap hemat energi seperti mematikan lampu pada waktu siang dan tidak membiarkan televisi, radio dan perangkat elektronik lain menyala saat tidak digunakan.
Bantu PLN
Sistem Listrik Pintar tidak hanya memberi manfaat bagi pelanggan tetapi juga membawa keuntungan bagi PLN.
Paling tidak, sistem ini bisa membuat masyarakat sadar untuk berhemat dalam pemakaian listrik sehingga pada gilirannya masalah krisis energi yang dihadapi PLN berkurang.
Krisis energi listrik membuat PLN di berbagai daerah, termasuk Kota Ambon pada khususnya dan Maluku umumnya, menempuh kebijakan pemadaman bergilir.
Kerusakan mesin-mesin PLTD yang memang sudah renta pun sering membuat pemadaman terjadi lebih dari dua kali dalam sehari.
Satu hal pasti, listrik padam berulang kali dalam satu hari membuat masyarakat kesal karena merasa sudah membayar mahal tetapi listrik tidak bisa dinikmati sepanjang siang dan malam hari, nonstop 24 jam.
"Sudah mahal, mati-mati terus lagi. Tv, komputer juga bisa rusak kalau begini," demikian ucapan yang paling sering dilontarkan warga masyarakat yang kecewa.
Sehubungan dengan itu, PLN pun bertekad "membuat pintar semua pelanggannya".
Menurut Ikhsan Asaad, jumlah pengguna listrik negara di Pulau Ambon mencapai 200.000 pelanggan, dan 30 persen di antaranya diharapkan sudah memakai Listrik Pintar pada akhir tahun ini.
"Saat ini sudah 23.000 pelanggan yang menggunakannya. Kami optimis target tersebut dapat terwujud," katanya.
Ia juga menyatakan, pelanggan reguler yang ingin beralih ke Listrik Pintar akan mendapatkan meteran secara cuma-cuma dan bebas biaya pemasangan. Setelah itu, mereka dapat mengatur sendiri pemakaian listrik dan bebas biaya abodemen, bebas risiko tunggakan, calo, antre di loket, dan stres akibat tagihan membengkak.
Sosialisasi
Tekad "membuat pintar semua pelanggan" dilakukan melalui kegiatan sosialisasi hemat energi dan Listrik Pintar, seperti dilakukan PLN Area Ambon bekerja sama dengan Komite Pro Rakyat (Kompor), pekan lalu.
Presiden Kompor Subhan Polisoa mengatakan keterlibatan pihaknya dalam kegiatan itu merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam membantu PLN mengatasi masalah kelistrikan di Maluku khususnya kota Ambon.
Manager PT PLN (Persero) Area Ambon, Helmi Bantam mengatakan kegiatan sosialisasi penting agar masyarakat di daerah ini paham dan mau beralih menggunakan Listrik Pintar.
Dalam sistem Listrik Pintar, pelanggan mengeluarkan uang/biaya lebih dulu untuk membeli energi listrik untuk dimasukkan ke dalam Meter Prabayar (MPB) yang terpasang di lokasi pelanggan melalui sistem "token" (pulsa) atau stroom.
MPB menyediakan informasi jumlah energi listrik (kWh) yang masih bisa digunakan dan bisa ditambah berapa saja dan kapan saja sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Pulsa listrik (token/vouccher listrik isi ulang) tersedia dengan nilai nominal Rp20.000 hingga Rp1.000.000 dan dapat dibeli di bank pemerintah maupun swasta selaku penyedia melalui sistem ATM, SMS Banking, Internet Banking, maupun teller (pegawai yang bertugas).
Selain itu, bisa juga dibeli di loket pembayaran listrik online dengan menunjukkan ID Meter atau nomor seri meter kepada tenaga operator.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013