Ambon (ANTARA) - Nama Elyas Pical dan Rochy Putiray tentu tidak asing di telinga para pecinta olahraga tinju dan sepak bola di Tanah Air. Bagi masyarakat Maluku, keduanya merupakan legenda pada cabang olahraga masing-masing.
Pada era 80an nama Pical The Exocet meeupakan pahlawan Maluku di arena tinju dunia. Sedangkan Putiray yang berpenampilan nyentrik itu menjadi striker andalan tim sepak bola Indonesia kala menyabet emas pada Sea Games Filipina 1991.
Meski berbeda era dan cabang olahraga, namun keduanya memiliki satu kesamaan, yaitu sama-sama orang Maluku.
Selain terkenal melahirkan banyak penyanyi-penyanyi tersohor di Tanah Air, Maluku juga menjadi daerah yang memiliki atlet-atlet hebat tingkat nasional hingga dunia.
Pada kasta tertinggi sepak bola di Tanah Air, Liga 1, kini bertaburan pemain-pemain bintang dari provinsi ini. Tak hanya sepak bola, beberapa cabang olahraga lainnya di Maluku juga memiliki atlet andal di masing-masing cabang.
Jika pada sepak bola, Maluku punya Ramdani Lestaluhu, Sidik Saimima atau bahkan legenda Maluku lainnya yaitu Rachel Tuasalamony, pada cabang olahraga dayung, Maluku punya La Memo dan Chelsea Corputty.
Pada cabang atletik ada Alvina Tehupeiory yang saat ini menjadi salah satu atlet terbaik Maluku. Namanya mencuat ke permukaan saat berhasil meraih medali emas di nomor lari gawang 400 meter pada PON Jawa Barat 2016.
Jika menoleh jauh ke belakang, pada pekan olahraga negara-negara berkembang atau Games of New Emerging Forces (GANEFO) 1963 Kontingen Indonesia bertabur bintang-bintang, di antaranya dari Maluku seperti Steve Thenu, Steve Mainake dan Frans Soplanit.
Pada ajang itu ada yang meraih medali emas, perak, dan ada pula perunggu. Sebagian mereka sudah tiada, sebagian lagi memasuki usia senja. Mereka semua telah menjadi legenda.
Di Maluku, olahraga seolah menjadi nyawa tersendiri bagi masyarakat provinsi ini. Bahkan, salah satu upaya dalam rekonsiliasi konflik antarwarga pada 1999 adalah dengan meningkatkan rasa kebersamaan melalui olahraga yakni sepak bola.
Film berjudul Cahaya Dari Timur yang diperankan oleh Chicco Jerikho begitu menggambarkan bagaimana olahraga menjadi instrumen pemersatu di tengah segala perbedaan di "Bumi Raja-Raja" ini.
Prioritas
Berkaca dari hal tersebut, Pemerintah Provinsi Maluku melalui Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Maluku telah menetapkan cabang olahraga prioritas di daerah ini.
Ketua Harian KONI Maluku Mustafa Kamal mengatakan bahwa ada beberapa cabang olahraga prioritas di Maluku yakni dayung, tinju, atletik, kempo, muathay, karate dan pencak silat sedang dipantau untuk masuk dalam cabang olahraga prioritas.
Hal itu dikarenakan sederet cabang olahraga itu memiliki banyak nomor yang dipertandingkan sehingga membuka peluang untuk dapat meraih banyak medali bagi daerah.
"Oleh sebab itu, pembinaannya pun kami perhatikan. Kami berkomunikasi dengan federasi cabang olahraga tingkat daerah masing-masing untuk memastikan keunggulan cabang olahraga tersebut," ucapnya.
Komitmen itu dibuktikan dengan suksesnya Pekan Olahraga Provinsi Maluku (Popmal) yang rutin diadakan setiap empat tahun sekali.
Melalui ajang olahraga kecabangan itu, pemerintah Provinsi Maluku mempertegas komitmennya untuk memajukan olahraga di daerahnya.
Meskipun jarak antara kabupaten/kota satu dan lainnya di Maluku terpisah bentangan laut, namun antusiasme insan olahraga Maluku untuk mengikuti Popmal cukup tinggi.
Pada Popmal IV 2022 misalnya, diikuti total sebanyak 2.178 atlet, ofisial, wasit dan juri dari 11 kabupaten/kota di Maluku. Mereka mengikuti pertandingan di 17 cabang olahraga.
Keikutsertaan atlet dan ofisial pada Popmal menjadi pintu masuk untuk menapakkan kaki pada Pra-PON dan PON . Dalam Popmal sendiri para atlet kabupaten/kota diseleksi untuk mewakili Maluku pada PON.
Pembinaan olahraga di Maluku bukan tanpa kendala. Akses antarpulau yang terkadang membuat program pelatihan tidak maksimal.
Hal ini menjadi tantangan bagi para pelatih daerah untuk menyelaraskan program dengan pelatih kabupaten/kota agar mendapati potensi atlet yang maksimal.
Oleh karena itu, induk olahraga atau federasi masing-masing diminta untuk turut aktif dalam membina atletnya di bawah pengawasan KONI Maluku. Mereka diwajibkan memperbarui perkembangan latihan atlet secara berkala kepada KONI Maluku.
Satu bulan menjelang Pra-PON atau PON, latihan para atlet baru dipusatkan di Kota Ambon untuk menjaga stamina mereka.
Metode ini menjadi cara baru dalam membina atlet di wilayah kepulauan, terbukti pada PON XX Papua 2021, Maluku berada di peringkat 21 dengan perolehan 15 medali terdiri dari lima medali emas, enam medali perak, dan enam perunggu.
Hasil menjadi pemicu besar agar Maluku dapat meningkatkan perolehan medali pada PON Aceh-Sumut.
“Dengan perolehan lima medali emas di PON sebelumnya, saya sangat yakin bahwa Maluku tahun ini dapat memperoleh medali emas sebanyak 10 sampai 15 medali emas pada PON XXI,” kata Mustafa.
Maluku meloloskan 13 cabang olahraga dengan 54 atlet pada PON XXI Aceh-Sumatera Utara tahun 2024 yang terdiri dari dayung, karate, selam, kempo, atletik, biliar, kick boxing, muaythai, menembak, tarung derajat, tinju, wushu, dan taekwondo.
Pemda Maluku telah menyiapkan bonus bagi para atlet yang berhasil memenangkan medali pada PON XXI Aceh-Sumatera Utara tahun 2024.
PON XX di Papua tahun 2021 adalah pembelajaran yang sangat berarti bagi Kontingen Maluku, sehingga pada PON XXI di Aceh-Sumatera Utara tahun 2024 diharapkan akan menjadi lebih baik lagi, lebih banyak mendulang medali, khususnya medali emas.
Pj Gubernur Maluku Sadali berharap, PON XXI menjadi momentum bagi Maluku untuk mrenunjukkan kejayaan prestasi.
Atlet atlet Maluku diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal serta dapat mengukir pestasi di PON kali ini.
Pengurus KONI Provinsi Maluku dan Tim Pelatda PON telah mempersiapkan atlet dan pelatih dalam program pemusatan pelatihan daerah.
Dengan persiapan teknis yang telah direncanakan secara baik, para atlet dan pelatih siap menuju PON dengan tekad akan memberikan yang terbaik bagi prestasi olahraga Maluku.
Pemda Maluku sangat menghargai setiap tetesan keringat dan hasil yang diperoleh dari rangkaian proses latihan, kerja keras dan disiplin para atlet dan pelatih.
”Bagi atlet dan pelatih yang meraih prestasi terbaiknya dalam PON XXI ini akan medapatkan penghargaan khusus berupa bonus yang nantinya akan disiapkan oleh Pemerintah Daerah . Bertandinglah dengan semangat patriotisme, mamancarkan semangat juang Pattimura dan Martha Christina Tiahahu, karena Maluku harus tampil hebat,” ucapnya.
Kemajuan olahraga tak hanya diukur dari seberapa hebat seorang atlet berjuang dalam arena, lebih dari itu federasi dan jajaran pengurus harus menjadi fasilitator penunjang kesejahteraan para atlet.
Olahraga Maluku tak pernah kekurangan atlet potensial, namun olahraga Maluku butuh perhatian lebih agar banyak meraih prestasi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mengusung harapan pada PON XXI lewat pembinaan atlet intensif