Alexander Zverev mengalahkan harapan tuan rumah Ugo Humbert 6-2, 6-2 pada babak final untuk mengklaim gelar ATP Masters 1000 ketujuhnya.
Zverev tak kenal lelah di setiap aspek, terutama di balik servisnya sendiri yang hanya kehilangan lima poin, menurut statistik ATP.
"Saya tahu saya harus bermain seperti ini untuk menang hari ini," kata Zverev, yang meningkatkan catatan menang kalah menjadi 23-13 di final tingkat tur, dikutip dari ATP, Senin.
"Ugo adalah pemain yang luar biasa, tetapi di Paris, ia bermain lebih baik dari biasanya dan saya tahu itu. Begitu penonton terlibat, itu akan sulit. Jadi, saya harus menyingkirkannya lebih awal, dan saya melakukannya, jadi saya senang akan hal itu."
"Tidak ada jaminan 100 persen bahwa saya akan kembali ke level ini setelah Roland Garros dua tahun lalu, ketika saya pada dasarnya mematahkan semua yang mungkin terjadi di pergelangan kaki saya," ujar petenis berusia 27 tahun itu.
"Jadi, memenangi gelar ini di Paris berarti segalanya bagi saya, dan saya yakin itu berarti segalanya bagi mereka tim saya, karena mereka telah melakukan begitu banyak hal untuk saya."
Pada edisi ke-39 dan terakhir turnamen tersebut di Accor Arena, sebelum dipindahkan ke La Défense Arena, Zverev menjadi petenis Jerman kedua yang menang di Paris setelah Boris Becker. Itu adalah gelar ATP Tour kedua Zverev tahun 2024 (Roma) dan kemenangan ke-66 Tour tahun ini (66-20), membuatnya mengungguli petenis No. 1 Dunia Jannik Sinner (65-6).
Humbert, yang kini memiliki catatan menang kalah 6-2 di final tingkat tur, berusaha menjadi petenis Prancis pertama yang mengklaim gelar di Paris sejak Jo-Wilfried Tsonga pada 2008. Namun, petenis berusia 26 tahun itu gagal mendapatkan gelar di final ATP Masters 1000 pertamanya.
"Saya sangat senang bisa bermain di final ini," kata Humbert, yang naik ke peringkat 14 dalam peringkat ATP setelah melaju ke final.
"Bersama keluarga dan tim sepanjang minggu sungguh luar biasa. Untuk momen-momen seperti ini, saya melakukan ini setiap hari, dan berlatih."
Tidak butuh waktu lama bagi para penggemar untuk bangkit dari tempat duduk mereka ketika Humbert melepaskan pukulan forehand yang mematikan untuk menutup gim pertama.
Namun, Zverev berhasil menghentikan servis Humbert di gim ketiga untuk membungkam penonton Prancis yang riuh. Dari sana, Zverev unggul dengan beberapa servis yang kuat dan pukulan groundstroke yang keras.
Setelah kalah di final 2020 dari Daniil Medvedev, Zverev enggan melihat trofi itu lepas dari genggamannya untuk kedua kalinya. Ia tidak menyerah di awal set kedua sebelum berlomba meraih kemenangan dalam waktu 75 menit.
Zverev, yang kini akan menjadi unggulan kedua di ATP Finals, akan mengincar mahkota ketiganya di pertandingan penutup musim tersebut di Turin, yang akan diselenggarakan pada 10-17 November.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Zverev juarai Paris Masters
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
Zverev tak kenal lelah di setiap aspek, terutama di balik servisnya sendiri yang hanya kehilangan lima poin, menurut statistik ATP.
"Saya tahu saya harus bermain seperti ini untuk menang hari ini," kata Zverev, yang meningkatkan catatan menang kalah menjadi 23-13 di final tingkat tur, dikutip dari ATP, Senin.
"Ugo adalah pemain yang luar biasa, tetapi di Paris, ia bermain lebih baik dari biasanya dan saya tahu itu. Begitu penonton terlibat, itu akan sulit. Jadi, saya harus menyingkirkannya lebih awal, dan saya melakukannya, jadi saya senang akan hal itu."
"Tidak ada jaminan 100 persen bahwa saya akan kembali ke level ini setelah Roland Garros dua tahun lalu, ketika saya pada dasarnya mematahkan semua yang mungkin terjadi di pergelangan kaki saya," ujar petenis berusia 27 tahun itu.
"Jadi, memenangi gelar ini di Paris berarti segalanya bagi saya, dan saya yakin itu berarti segalanya bagi mereka tim saya, karena mereka telah melakukan begitu banyak hal untuk saya."
Pada edisi ke-39 dan terakhir turnamen tersebut di Accor Arena, sebelum dipindahkan ke La Défense Arena, Zverev menjadi petenis Jerman kedua yang menang di Paris setelah Boris Becker. Itu adalah gelar ATP Tour kedua Zverev tahun 2024 (Roma) dan kemenangan ke-66 Tour tahun ini (66-20), membuatnya mengungguli petenis No. 1 Dunia Jannik Sinner (65-6).
Humbert, yang kini memiliki catatan menang kalah 6-2 di final tingkat tur, berusaha menjadi petenis Prancis pertama yang mengklaim gelar di Paris sejak Jo-Wilfried Tsonga pada 2008. Namun, petenis berusia 26 tahun itu gagal mendapatkan gelar di final ATP Masters 1000 pertamanya.
"Saya sangat senang bisa bermain di final ini," kata Humbert, yang naik ke peringkat 14 dalam peringkat ATP setelah melaju ke final.
"Bersama keluarga dan tim sepanjang minggu sungguh luar biasa. Untuk momen-momen seperti ini, saya melakukan ini setiap hari, dan berlatih."
Tidak butuh waktu lama bagi para penggemar untuk bangkit dari tempat duduk mereka ketika Humbert melepaskan pukulan forehand yang mematikan untuk menutup gim pertama.
Namun, Zverev berhasil menghentikan servis Humbert di gim ketiga untuk membungkam penonton Prancis yang riuh. Dari sana, Zverev unggul dengan beberapa servis yang kuat dan pukulan groundstroke yang keras.
Setelah kalah di final 2020 dari Daniil Medvedev, Zverev enggan melihat trofi itu lepas dari genggamannya untuk kedua kalinya. Ia tidak menyerah di awal set kedua sebelum berlomba meraih kemenangan dalam waktu 75 menit.
Zverev, yang kini akan menjadi unggulan kedua di ATP Finals, akan mengincar mahkota ketiganya di pertandingan penutup musim tersebut di Turin, yang akan diselenggarakan pada 10-17 November.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Zverev juarai Paris Masters
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024