Ambon (Antara Maluku) - Sekeretatis Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Maluku, Mathias Malaka mengatakan penamaan Bandara Mathilda Batlayeri di Saumlaki sejak tahun 2013 atas persetujuan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Prosesnya cukup panjang, karena sejak awal Pemkab bersama DPRD Kabupaten MTB melakukan penelusuran jejak sejarah almarhumah Mathilda ke Kalimantan Selatan," kata Sekda Mathias Malaka yang dihubungi dari Ambon, Minggu.
Pemkab bersama DPRD melakukan pertemuan dengan Kapolda Kalsel maupun pemerintah daerah Tanah Laut dan ternyata benar kalau Mathilda adalah istri seorang polisi yang gugur ketika melawan gerombolan pemberontak pimpinan Ibnu Hajar tahun 1953.
Menurut Malaka, almarhumah saat itu sedang dalam kondisi hamil tapi berani menggunakan senjatanya melakukan perlawanan terhadap gerombolan Ibnu Hajar yang menyerang markas polisi di Kurau pada tanggal 28 September 1953.
Namun korban akhirnya tewas bersama keluarga dan beberapa anggota Polri lainnya.
"Tahun 1983, mantan Kapolri Jenderal Polisi Anthon Sujarwo menganugerahkan gelar anggota Bhayangkari teladan terhadap almarhumah dan sampai saat ini masih ada monumennya di asrama polisi, sedangkan jasadnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Tanah Laut.
Sikap heroik almarhumah akhirnya diabadikan Pemkab bersama DPRD MTB dengan mengusulkan bandara baru ke Pemprov Maluku dan Kemenhub dengan nama Bandara Mathilda Batlayeri.
Malaka menambahkan, bandara dengan panjang 1.640 meter dan lebar 30 meter ini sudah mendapat izin resmi Kemenhub untuk dioperasikan sehingga makin menunjang kelancara aktivitas masyarakat dan pemerintahan serta membuka keterisolasian di daerah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014
"Prosesnya cukup panjang, karena sejak awal Pemkab bersama DPRD Kabupaten MTB melakukan penelusuran jejak sejarah almarhumah Mathilda ke Kalimantan Selatan," kata Sekda Mathias Malaka yang dihubungi dari Ambon, Minggu.
Pemkab bersama DPRD melakukan pertemuan dengan Kapolda Kalsel maupun pemerintah daerah Tanah Laut dan ternyata benar kalau Mathilda adalah istri seorang polisi yang gugur ketika melawan gerombolan pemberontak pimpinan Ibnu Hajar tahun 1953.
Menurut Malaka, almarhumah saat itu sedang dalam kondisi hamil tapi berani menggunakan senjatanya melakukan perlawanan terhadap gerombolan Ibnu Hajar yang menyerang markas polisi di Kurau pada tanggal 28 September 1953.
Namun korban akhirnya tewas bersama keluarga dan beberapa anggota Polri lainnya.
"Tahun 1983, mantan Kapolri Jenderal Polisi Anthon Sujarwo menganugerahkan gelar anggota Bhayangkari teladan terhadap almarhumah dan sampai saat ini masih ada monumennya di asrama polisi, sedangkan jasadnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Tanah Laut.
Sikap heroik almarhumah akhirnya diabadikan Pemkab bersama DPRD MTB dengan mengusulkan bandara baru ke Pemprov Maluku dan Kemenhub dengan nama Bandara Mathilda Batlayeri.
Malaka menambahkan, bandara dengan panjang 1.640 meter dan lebar 30 meter ini sudah mendapat izin resmi Kemenhub untuk dioperasikan sehingga makin menunjang kelancara aktivitas masyarakat dan pemerintahan serta membuka keterisolasian di daerah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014